Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jangan Tunggu Punya Anak, Siapkan Dulu Masa Depannya!

17 Oktober 2016   23:36 Diperbarui: 18 Oktober 2016   00:32 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (http://www.gridgit.com/postpic/2010/01/winnie-the-pooh_1057166.jpg)

Yakin saya tidak salah tulis? Ya, benar sekali!
Terlepas Anda sudah menikah namun belum dikaruniai anak, maupun Anda yang masih lajang, siapkan dulu masa depan calon buah hati sebelum waktu itu tiba. Waktu apa? Waktunya menikah dan memiliki anak, pastinya. Jika ada yang menanyakan, “Kalau saya belum ada calonnya, gimana?”, maka saya pun menjawab, “Ya nggak masalah. Siapa tahu ketika Anda sudah mempersiapkan diri dan masa depan anak, Tuhan mengirimkan jodohnya?”

Mengapa menyiapkan masa depan anak perlu dilakukan jauh-jauh waktu?
Coba amati teman, rekan, sahabat dan tetangga yang mempunyai anak kecil, terutama bayi. Pernahkah mereka menceritakan atau bahkan mengeluhkan betapa besarnya pengeluaran mereka setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi buah hati? Mulai susu, makanan penunjang air susu ibu (ASI), vitamin hingga kontrol rutin.

Belum lagi mereka harus membeli popok. Bisa dibayangkan, kira-kira kalau dalam sehari saja seorang bayi harus berganti popok sekali pakai minimal tiga kali, coba hitung berapa banyak popok yang dibutuhkan dalam sebulan? Ada 90 popok kan? Misal sebungkus popok sekali pakai berisi 20 buah, tinggal dikalikan saja berapa harganya. Dan pengeluaran itu rutin setiap bulan lho!

Beberapa waktu lalu, ada seorang rekan yang menceritakan banyaknya alokasi anggaran rumah tangganya yang dialihkan untuk kebutuhan sang bayi. Bahkan setiap baru menerima gaji bulanan, ia selalu mampir ke koperasi kantor untuk membeli susu dan popok. Alhasil ia pulang dengan mengendarai sepeda motor, sembari membawa tas kresek besar berisi titipan istrinya untuk anak pertamanya. Contoh bapak teladan ya seperti ini, hehehe.

Ketika anak sudah mulai bertumbuh ke atas dan ke samping, ia tentu membutuhkan pendidikan yang baik untuk masa depannya, mulai taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA) dan universitas. Kebutuhan akan ilmu inilah yang terpenting dari beberapa kebutuhan penting sebelumnya. Yang perlu digarisbawahi pula, semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin besar juga biaya yang dibutuhkan.

Saya bersyukur, bisa dilahirkan di tengah keluarga yang sangat memperhatikan pendidikan. Meski hidup sederhana, kedua orang tua memfasilitasi saya dan adik untuk mengenyam studi di sekolah dan kampus yang baik. Sewaktu masih kecil, saya pernah menanyakan alasan kedua orang yang tidak asal memilih sekolah untuk kami berdua. Jawaban mereka sederhana, agar kami mendapat pendidikan yang baik. Dan saya tahu betul, bagaimana mereka harus bekerja keras demi menghidupi keluarga dan memenuhi kebutuhan sekolah saya dan adik yang cukup besar, apalagi saat masih duduk di bangku TK dan SD yang notabene swasta. 

Bagaimana cara melindungi masa depan anak sedini mungkin?
Saya tidak akan membagikan cara menjadi ibu rumah tangga yang baik dalam mengelola keuangan keluarga demi masa depan buah hati. Tidak. Berhubung saya belum menikah, saya akan membagikan apa yang bisa dan dapat dilakukan selama ini. Semoga bermanfaat untuk Anda yang masih single, yang juga tengah menyiapkan yang terbaik untuk keluarga di masa depan. Pasalnya, menyiapkan masa depan anak bisa dilakukan bahkan ketika Anda (dan saya) masih muda. 

1. Jika Anda mendapat kesempatan untuk sekolah dan kuliah, manfaatkanlah sebaik mungkin.

Bila perlu, setinggi-tingginya. Mengapa? Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan karena berbagai alasan, seperti waktu, uang, tenaga dan sebagainya.

2. Isi waktu luang dengan kegiatan bermanfaat dan produktif.

Kegiatan yang dipilih bisa berdasarkan kebutuhan maupun minat, bisa di dalam maupun luar kampus. Banyaknya agenda akan membuat Anda semakin terlatih mengerjakan berbagai persoalan dan keadaan yang tidak dipelajari di dalam kelas, berkomunikasi dengan banyak orang dan menambah teman. Sekalipun dampaknya belum terasa sekarang,  yakinlah bahwa apa yang Anda pelajari ini akan berguna di masa mendatang. Saat sudah berumah tangga,  mungkin.

3. Studi beres, mulailah berkarya

Lakukan yang terbaik di bidang apapun yang Anda geluti. Fokus dan taburlah kebaikan karena proses itu dimulai dari diri sendiri. Begitulah yang diajarkan kedua orang tua saya. Ketika kita menaburkan loyalitas dan profesionalisme dalam pekerjaan, sebenarnya kita tengah bersiap menuai berkat di masa mendatang, termasuk di tengah keluarga.

4. Menabung
Tidak ada seorang pun yang dapat melihat apa yang akan terjadi pada hari esok. Tidak heran jika ada pepatah yang mengingatkan, “Berjaga-jagalah!” Ketidakpastian hidup di masa mendatang perlu diantisipasi dengan menabung atau menyisihkan sebagian uang secara rutin dalam periode tertentu.
Kalau Anda termasuk tipe orang yang gemar berbelanja dan merasa kesulitan menabung, tidak ada salahnya jika Anda agak “memaksakan diri” menabung. Caranya dengan menyisihkan sebagian uang di awal bulan atau hari-hari pertama Anda memperoleh penghasilan. Kalau Anda masih kuliah, bisa juga dengan menyisihkan uang saku ketika orang tua baru mengirimi uang bulanan. Lalu bagaimana dengan kebutuhan selama sebulan ke depan? Pakailah uang yang ada. Tentu, uang yang ditabung setiap bulannya disesuaikan kondisi dan kemampuan masing-masing. Jangan sampai memberatkan, tetapi juga jangan sampai mengalami kekurangan untuk kehidupan sehari-hari.

5. Asuransi
Banyaknya hal terduga membuat sebagian besar orang kini mulai melirik asuransi, tak terkecuali saya. Kebutuhan asuransi kini menjadi mendesak karena menyadari bahwa segala kemungkinan terburuk dalam kehidupan ini bisa terjadi, termasuk kematian. Namun kita sadar, ada orang-orang terkasih yang harus dipelihara masa depannya, terutama sang anak. Darah daging itu kelak akan melanjutkan masa depannya. Kalau bukan orang tuanya yang membekali, siapa lagi? Sementara bekal yang akan terus diam dalam sanubari anak adalah ilmu yang didapat di dunia pendidikan.

Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia yang berkembang dalam mengikuti kebutuhan masyarakat. Ada beragam produk yang ditawarkan, mengikuti perkembangan teknologi dan zaman sehingga menjadikannya sebagai perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Tanah Air hingga saat ini.

Sebagai pelopor asuransi di Indonesia, AJB Bumiputera 1912 juga memberi perhatian pada generasi muda melalui program asuransi pendidikan anak.

1. Mitra Beasiswa
Program ini menjamin pembiayaan pendidikan anak sepenuhnya mulai TK hingga universitas, terlepas dari perubahan keadaan keuangan dan kondisi orang tua yang telah tiada. Dengan demikian, orang tua tidak khawatir dengan hilangnya masa depan anak saat mereka di luar jangkauan.
Beberapa manfaat yang diperoleh melalui program ini antara lain:
a Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang dibayarkan secara bertahap, sesuai tingkat usia anak
b. Dana Beasiswa anak
c. Santunan meninggal dunia sebesar 100 persen dari uang pertanggungan
d. Bebas premi bagi polis jika tertanggung meninggal dunia.
e. Pengembalian simpanan premi bagi polis saat tertanggung meninggal dunia jika premi dibayarkan secara penuh setelah jumlah premi diperhitungkan.
f. Hak untuk mendapatkan Reversionary Bonus, jika tertanggung meninggal dunia, penebusan polis atau habis kontrak.

2. Mitra Cerdas
Program ini bertujuan mengembangan dana yang dialokasikan untuk pendidikan anak. Berbeda dengan asuransi pendidikan pada umumnya yang hanya menawarkan perlindungan dan tabungan, program ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil investasi yang kompetitif dari premi asuransi yang telah dibayarkan.
Beberapa manfaat yang diperoleh melalui program ini antara lain:
a. Dana Kelangsungan Belajar (DKB) yang dibayarkan secara bertahap sesuai dengan tingkat usia anak-anak.
b. Jaminan perolehan hasil investasi sebesar 4,5 persen per tahun dari akumulasi premi tabungan.
c. Tambahan hasil investasi jika dana investasi yang diperoleh AJB Bumiputera 1912 melebihi hasil investasi yang dijamin pada poin 2.
d. Santunan kematian 100 persen dari Uang Pertanggungan.
e.Bebas premi bagi polis untuk Tertanggung yang meninggal dunia.
f. Pengembangan investasi sebagaimana dinyatakan pada butir 2 dan 3 untuk Dana Kelangsungan Belajar (DKB), yang tidak dapat diambil pada saat jatuh tempo.
g. Jika Pemegang Polis menghendaki, setelah Tertanggung meninggal dunia, polis dapat diakhiri dengan penarikan Dana Kelangsungan Belajar (DKB) sekaligus, tanpa mengurangi hak-hak lain yang diuraikan sebelumnya pada butir 2, 3 dan 4.

Kedua program tersebut bisa diikuti tidak hanya untuk mereka yang sudah menikah, tetapi juga Anda yang berusia 21 tahun. Menarik kan? Jadi, siapa bilang melindungi masa depan anak baru bisa dilakukan setelah anak itu lahir?  Anda, bahkan kamu pun bisa melakukannya sejak sekarang.

 

Bandung, 17 Oktober 2016

Luana Yunaneva

Akun Facebook & Twitter

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun