Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Trainer BNSP RI, Public Speaker & Professional Hypnotherapist email: Luanayunaneva@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Angin Masa

9 Agustus 2016   12:44 Diperbarui: 11 Agustus 2016   11:47 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore ini aku duduk di jendela sama, gedung sastra dan sinema 

Namun takutku perlahan berlalu bersama angin sepoi sudut kota 

Aku mengerti engkau mencari tahu, gerangan apa berdiam di sana? 

Setuju aku perkataanmu, tiap sudut punya cerita

 

Gadis, biarkan aku temani resahmu

Melihat puncak atap gerimis syahdu

Kuceritakan soreku di rumah Tionghoa penghafal kata

Apakah pernah kautemukan mutiara?

 

Naiklah ke lantai tiga, kuharap kau tidak lupa

Masih pukul lima, temaniku menanti senja

Lama tak bersua, kunanti mutiara dari seorang pujangga

Diiringi lantunan kisah, pun permainan kata

 

Lantaiku berubin sederhana

Bertembok asa

Bisa kudengar deru air

Nyanyian perjuangan lukisan kegelapan

Dengarkan suara jangkrik berlomba 

Katak berteduh menambah nada 

Rangkaian hari bertampang nyengir

Atau kembali berjalan menutup pekan

 

Gedung sastra menyimpan banyak misteri

Telinga-telinga mendengar, dinding-dinding berbisik

Bisa jadi atap pun diam-diam mengulik

Dalam hening, memasang telinga 'tuk sanubari

Hembuskan kesejukan di tengah terik

Jika tak ingin bungah ini diculik

 

Ruang sinema tak begitu, gadisku

Bahagia pilihanmu

Diam jadi mantramu

Bersajak sabda batinmu

Angin masa akan membawamu

Dengan bayang-bayang

Ia bukan sosok abadi berucap kurang

Waktu terkenang

Bersamaku dalam terang

Akan tayang

 

Jumat, 5 Agustus 2016

Angin Masa merupakan Sekuel “Angin” bagian kedua, proyek kolaborasi puisi Luana Yunaneva dan Muhammad Taufan Ika Sakti. 

Tulisan ini pertama kali diposting untuk Kompasiana

Sekuel "Angin" bagian pertama: Angin Lalu

Sekuel "Angin" bagian kedua: Angin Masa

Sekuel "Angin" bagian ketiga: Angin Esok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun