"Les aja sih sama ada kegiatan pelatihan gitu dan itu free",
"Hari apa aja?",
"Senin, Rabu-Kamis dan Sabtu - Minggu".
"Gimana mau kerja kalo sibuk begitu, gimana sih!?"
"Ada lowongan mbak?"
"Ya belum ada sih,"
Alih-alih agar berharap diberikan perhatian dan sedikit penghargaan dari kegiatan tersebut, dimana meski seorang "PENGANGGURAN" tapi tidak diam semata dan terus mencoba melakukan pengembangan diri diluar sana.
Alhasil malah mendapatkan respon yang tidak disangka-sangka. Dan menukik tenggorokan sampai susah mau nelen ludah sebagai akibat dari rasa terkejut. Kirain ada info kerjaan, gak taunya malah gak ada. Ini kalo di kartunin kayaknya udah kecekek lehernya sama kabel carger leptop.
Jadi anda berada di posisi yang aktif, dinamis, eksis, deadline, essentially have much time for busy. tapi juga jangan lupa dong sama perasaan orang lain, yang memang sedang membutuhkan bantuan kecil dari diri anda yang sibuk.
Kenapa mahal?
Karena, manusianya sudah terlampau banyak di Jakarta, manusianya sudah terlampau banyak yang satu profesi dan satu keahlian. sehingga harus berebut posisi yang sama pula. itu tandanya manusia di Jakarta sudah minus kreatifitas. terlalu banyak yang memiliki satu profesi dan keahlian yang sama sehingga harus bersaing. tenntunya dengan persaingan extra ketat.