Di zaman yang serba mudah seperti sekarang dengan teknologi yang luar biasa jangkauan dan kecepatannya, semua yang kita inginkan bisa saja dengan mudah berada di genggaman tangan. Apalagi nih untuk kaum hawa yang hobbi belanja, tinggal meng-klik apa yang hendak dipesan bajupun bisa segera  sampai dengan sendirinya dirumah. Mudah bukan? Barang-barang branded sudah ramai memenuhi beranda instagram, toko online tersebar di segala penjuru. Variasi model sangat beragam. Selagi ada uang, kuota dan jaringan, maka akan dengan mudah barang-barang tersebut menjadi milik kita.
Tapi pernahkah kita berfikir bahwa segala harta yang telah Allah titipkan untuk kita, itu ada hisabnya. Segala sesuatu yang kita belanjakan, akan ada pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Ada suatu hadist berkaitan dengan hisabnya harta benda yang manusia miliki :
"Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya, kemana hartanya dihabiskan, bagaimana mengamalkan ilmunya, darimana diperoleh hartanya, dibelanjakan kemana hartanya dan untuk apa tubuhnya digunakan" (HR. at Tirmidzi ad-Daarimi dan Abu Ya'la)
Maka berhati-hatilah dalam membelanjakan uang yang kita punya. Berikut beberapa hal yang bisa mencegah kita dari prilaku konsumtif :
1). Pastikan niatnya.Â
Ini penting dilakukan, karena niat dan pikiran akan mendasari segala perilaku kita baik atau buruk. Pikirkan untuk apa barang itu kita beli, seberapa bermanfaatkah ketika kita membelinya, apa yang kita niatkan ketika kita membelinya. Ada orang yang membeli hanya untuk riya' dan takabbur, ada juga yang membelinya untuk membantu orang lain. Jika ada orang yang membeli handphone dengan spesifikasi tinggi untuk kepentingan dakwah, maka itu diperbolehkan. Namun jika itu dilakukan untuk sekedar ingin tahu dan ikut trend, maka ini yang dilarang.
2) Bedakan antara keinginan dan kebutuhan
Sering kali hal ini tidak bisa kita bedakan, karena memang keduanya hampir sama. Jika kita cermat, keinginan selalu mengarah pada nafsu, sesuatu yang menggebu untuk segera dimiliki dan cenderung tidak mendesak. Sementara kebutuhan, akan selalu berakhir pada penggunaan yang optimal. Karena memang kita benar-benar membutuhkannya.
3) Belajar menabung.
Sejak sekolah dasar, sudah barang tentu kita diajarkan dalam bersikap hemat. Ini akan sangat berpengaruh pada kebiasaan kita kelak hingga dewasa. Allah sangat membenci orang-orang yang bersikap boros. Buatlah list pengeluaran dan buatlah anggaran keuangan pada kepentingan-kepentingan mendesak.
4) Pilih teman yang bijak dalam hal keuangan.