Sehabis itu Ustadz Weemar bilang, "Yak coba ibu-ibu tanya pasangan masing-masing.. sudahkah kamu merasa tenang dan tentram bersamaku?" *ibu-ibu langsung senyum-senyum, eh saya ding yang senyum-senyum :D
Ini sejalan sekali dengan yang Ustadz Abi Makki sampaikan. Bahwa memang istri terlebih dahulu harus paham kedudukan dan posisinya ya.. biar suami merasa nyaman. Nah, selanjutnya harus diupayakan biar suami nyaman dengan kita. Dengan cara apa dan bagaimana? Yuk, simak pemaparan dari Ustadz Abi Makki:
1. Taat pada Allah (qonitat)
Jangan taat ke suami dulu ya, tapi ke Allah dulu. Karena Allah yang menanamkan rasa cinta.
Iya, kalau dipikir-pikir Allah yang menciptakan suami, pasti Allah juga yang tahu terbaik tentang suami, dan Allah juga yang menggenggam hati suami.. masuk akal sekali kalau hayuk lah, ke Allah dulu, taat sama Allah pakai banget karena Allah yang memiliki pasangan kita.
2. Menjaga cinta suami (hafidzot)
Menjaga kepercayaan suami dan apapun yang berkaitan dengan keluarga. Seperti menjaga rumah dengan baik, mendidik anak dengan benar, menjaga hati, menjaga lisan, dan sebagainya.
3. Sanggup mengingat kebaikan-kebaikan suami
Dari kebaikan yang kuecil sampai yang buesar. Meski cuma ada satu kebaikan suami, syukuri!
La insyakartum la adziidannakum.Â
Jika kalian bersyukur, sungguh akan Aku tambah untuk kalian (nikmat). (Ibrahim 7)
Sibukkan diri dalam mengingat dan mensyukuri kebaikan suami.
Ketika Rasulullah merasa panik dan khawatir, Khadijah yang menenangkan Rasulullah dengan menyebut kebaikan-kebaikan Rasul:
- Rasul kan senang silaturahim
- Rasul kan senang berbuat baik
- Rasul kan hormat kepada tamu
Jadi nggak mungkin Allah berbuat jahat pada Rasul, ini pasti merupakan kebaikan. Rasulullah jadi merasa oh iya ya dan jadi semakin tenang karena ucapan Khadijah. Aah so suiiit.
Allah akan tambahkan nikmat kalau istri pandai melihat kebaikan pasangan dan mensyukurinya. Namanya juga pasangan, biasanya berbeda. Tapi ketika dipasangkan, jadi indah. Karena Allah yang langsung memasangkan.. huaa, masyallah.