Setelah wanita itu selesai dengan tangis dan doanya, Hasan Al-Basri bertanya, "Ibu, maafkan saya. Apa yang terjadi? Kenapa hanya empat orang tadi dan ibu yang mengantar jenazah ini?"
Awalnya sang ibu nggak mau bercerita, tapi begitu tahu bahwa yang bertanya adalah seorang ulama terkenal, maka si ibu menuturkan pengalamannya.
"Saya didik anak saya untuk mengenal Allah dan beribadah sejak kecil, qadarullah ketika ia besar, ia menjadi seorang preman, suka mabuk-mabukkan, dan jadi seseorang yang paling dibenci di kampung kami. Setiap hari saya berdoa agar Allah memberikan anak saya kesempatan bertaubat. Meski ia pulang dalam keadaan mabuk, saya doakan. Meski ia habis baku hantam, saya doakan. Alhamdulillah suatu hari anak saya bilang kalau dia lelah, ingin bertaubat pada Allah. Akhirnya sejak itu, ia banyak menangis dan mengurung diri di rumah. Ketika sakit, ia sampaikan pada saya, 'Jika saya meninggal, tolong jangan beritakan kematian saya. Jangan sampai orang bersorak-sorai atas kematian saya. Hanya empat orang yang boleh mengurus saya, empat orang yang dipercaya atau dari kampung yang jauh sehingga tak mengenal siapa saya. Empat orang itu lah yang boleh memandikan, mengafani, menyolatkan, dan memakamkan. Ibu jangan beranjak sampai berita gembira datang pada ibu.'
Saya lakukan amanah dari anak saya. Saya rahasiakan. Saya cari orang-orang yang betul-betul bisa dipercaya dan semua prosesi memandikan, mengafani, menyolatkan saya lakukan di dalam rumah. Ketika suasana sudah sepi, baru empat orang itu keluar. Agar tidak ada yang tahu.
Saya menangis sampai tertidur, lalu jelas sekali ada suara di mimpi saya, 'Ibu, saya sudah dapatkan yang saya cari, yaitu kebaikan dari Allah.' Suara itu jelas sekali dan saya yakini itu sebagai kabar gembira. Maka barulah saya ke sini."
Hasan Al-Basri pun terpana mendengar cerita sang ibu.
Begitu juga saya.Â
Masyaallah, kajian ini betul-betul menyentak dan memberikan banyak hikmah. Mari, mari berdoa dan berupaya agar menjadi ibu yang mulia di mata Allah. Insyaallah Allah yang beri pertolongan dan kemudahan. Jazakunnallah khairan untuk MTSC yang sudah mengadakan kajian ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H