Di lain kesempatan, saya diminta untuk bergabung dengan suatu grup wa yang isinya hanya 4 orang, wanita semua. Ada satu wanita yang jauh lebih tua dan agak saya segani. Saya tadinya ragu untuk bergabung dengan grup wa itu, tapi jika dipikir lebih lanjut, saya sebaiknya masuk grup tersebut. Saya berusaha mengerti tujuan grup itu dibuat, sudah paham, tapi kok masih ada yang mengganjal? Masih ogah kayaknya. Lalu saya cerita ke Mbak Gita Djambek.Â
"Nah, Mbak.. kalau sudah paham dan mengerti, apa yang bikin Mbak masih ragu?"
"Ehmm.. saya khawatir karena yang jauh lebih tua itu suka menyindir, Mbak. Saya ingat ketika di grup lain, beliau menyindir seseorang lalu orang itu keluar dari grup."
"Ooh, khawatir itu. Nah, orang yang suka menyindir, kemampuan komunikasinya gimana, Mbak?"
"Ehmm, kemampuan komunikasinya minim ya, Mbak? Dia kurang bisa menegur langsung dengan baik."
"Nah, sip. Kalau dirimu maklumi orang itu karena kemampuan komunikasinya yang minim gimana? Jadi lebih plong nggak?"
"Ah, iya ya. Dimaklumi saja kekurangannya itu, ya. Sip, makasih, Mbak." Inilah reframingnya, memaklumi kekurangan kemampuan komunikasi orang tersebut daripada memikirkan sifat menyindirnya.
Setelah berdoa, meminta ridho-Nya, dan reframing lagi untuk menguatkan, saya pun langsung menyatakan bersedia ditambahkan ke grup itu dengan hati yang tersenyum. Hihi..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H