Ini niy kayaknya yang bikin senyum hilang sementara dari wajahnya, duga saya. Eh, ternyata benar dan meluncurlah cerita.Â
"Tadi ada anak kelas 4B ke kelas. Ya nggak apa-apa kan kalo begitu. Cuma main aja. Terus pas aku mau masuk kelas, nggak boleh sama si A. Katanya aku bukan genk-nya. Temen genk-nya hadang pintu. Anak 4B yang mau keluar kelas, nggak boleh. Sama genk-nya si A, anak 4B itu ditarik-tarik. Anaknya teriak-teriak. Aku kan, sedih liatnya. Kasian."Dari mukanya terlihat sekali kalau dia nggak suka dengan peristiwa itu.
"Terus Cha gimana?"Â
"Aku sempet bilang, 'Bukain. Itu kasian anak 4B.' Eh, dia malah bilang, 'Nggak bisa. Aku disuru si A.' Aku sebeel kalo teman-temen bilang disuruh si A. Kok mau aja disuruh-suruh begitu."
"Terus?" Saya penasaran.
"Aku sempet panggil B dari kelas 4B. Minta bantuin temennya supaya bisa keluar kelas. Akhirnya untung siy boleh keluar. Ih itu, Mi. Anak 4B yang tadi itu jadi takut kalo lewat kelasku."
"Haduh, kasian. Terus apa yang mau Cha lakukan?" Saya bertanya mengenai solusi yang dia pikirkan dari kejadian ini.Â
"Kayaknya aku mesti lapor Bapak ini."
"Lapornya gimana?" tanya saya.
"Lewat surat!" jawabnya mantap.
Wiih! sahut saya dalam hati.Â