Mbak Mita menyarankan untuk re-frame atau memberi makna baru mengenai pesawat ini. Saat itu saya masih bingung, bagaimana cara re-frame?Â
Mbak Mita membantu dengan jawaban yang panjang. Saya rangkumkan saja ya:
1. Niatkan perjalanan ini untuk mencari ridho Allah dengan mengikuti ajakan suami. Pergi jalan-jalan sama keluarga dijadikan ladang ibadah.
2. Angka kecelakaan pesawat sebenarnya minim karena pesawat termasuk alat transportasi yang aman.
3. Menjalani takdir. Apapun yang terjadi adalah takdir Allah, betul? Manusia hanya harus menjalaninya dengan sebaik-baiknya, bukan memikirkannya secara berlebihan atau mengkhawatirkannya.
Saya mulai senyum dan angguk-angguk ketika membaca penjelasan ini, padahal tadinya ampuun.. khawatir, cemas, takut, ogah jalan-jalan, kumpul jadi satu. ;p
Mbak Mita pun mengajak saya untuk memvisualisasikan sebelum dan saat naik pesawat dalam keadaan tenang. Saya memejamkan mata dan membayangkan detil;Â Hari-hari sebelum berangkat sama seperti hari-hari lainnya. Bisa tidur dan makan dengan nyaman. Ketika ke bandara, saat berada di bandara, di ruang tunggu, masuk ke pesawat, pesawat take-off, saat berada di pesawat, sampai pesawat mendarat dengan baik, saya merasa tenang, bisa makan dan minum dengan asyik.
Mbak Mita pun mengingatkan saya untuk menjadikan self talk baik dan memberdayakan sebagai kawan akrab. Saya berpikir, bagaimana caranya? Berhubung rumah saya lumayan dekat dengan bandara dan setiap hari sering dengar suara pesawat lewat, saya pun memutuskan untuk menyapa setiap pesawat yang sedang melintas di sekitar rumah. "Hai, Pesawat!" sambil dadah-dadah dan senyum. Merasakan sungguh-sungguh kalau saya bersahabat dan menyukai pesawat. Lambai-lambainya kadang betulan, kadang di dalam pikiran saja. Tergantung situasi. Hihi..
"Insyaallah aku akan tenang, nyaman, baik-baik saja menaikimu. Aman, selamat sampai kota tujuan, ya."
Hal ini saya lakukan terus-menerus. Memang hati terasa lebih plong dan lega. Saya pun bisa menyiapkan kebutuhan dengan lebih tertata dan senang hati karena rasa khawatir dan cemas semakin minim.