Mohon tunggu...
Gita Lovusa
Gita Lovusa Mohon Tunggu... Freelancer - penyemarak di serusetiapsaat.com

Penyuka kebaikan, penyuka senyuman, penyuka bacaan, penyuka tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bermain Peran dan Suara Lucu

27 Oktober 2016   14:55 Diperbarui: 27 Oktober 2016   16:08 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang ujian tengah semester kemarin lalu, Cha kesal karena saat ujian nanti akan duduk dengan teman yang sering bicara dan suka bertanya jawaban.

"Kalau nggak dikasih tahu, nanti dia marah."

Karena waktu itu kami sedang di mobil dan akan melanjutkan perjalanan, saya dengarkan dulu keluh kesahnya sambil menenangkannya.

Hari Senin pagi (Cha masuk sekolah siang), dia kembali khawatir. "Duh, nanti gimana kalau si L minta jawaban? Dia suka bilang aku pelit kalau nggak dikasih tahu."

Saya ingat dengan bermain peran yang pernah dijelaskan oleh Mbak Okina di training, lalu saya praktekkan.

"Sekarang kita mau main, Cha. Namanya bermain peran. Ummi jadi Cha. Cha jadi si L ya, yang pas ujian minta jawaban. Oke?"

Cha mengangguk.

Saya pura-pura menulis dan menatap lembar ujian. 

L bertanya, "Cha, nomor ini jawabannya apa?"

"Psst, kerjakan saja sendiri, ya," ujar saya sambil memberi isyarat tangan. Lalu kembali sibuk dengan soal ulangan.

Cha (asli) tertawa. 

Kami mengulangi hal yang sama dua kali.

Lalu L bilang, "Ah, kamu pelit."

"Nggak apa-apa," sahut saya sambil mengacungkan jempol dan senyum manis.

Cha (asli) kembali tertawa.

"Yuk, sekarang gantian. Ummi jadi L, Cha jadi Cha, ya."

Lalu kami melakukan hal seperti di atas. Sepanjang bermain peran, saya lihat Cha banyak tertawa. Tanda kalau dia sudah santai akan duduk dengan L ketika ujian.

Sepulang sekolah, saya bertanya ke Cha, "Gimana tadi?"

"Asyik, Mi. Aku duduk di depan Pak Guru. Jadi L nggak ngobrol dan nggak berani tanya-tanya."

Hahaha, syukurlaah.. Meski materi yang ada di bermain peran tidak jadi dilakukan oleh Cha, saya senang karena bermain peran seperti itu membuat dia rileks dan tahu yang harus dilakukan.

===

Beberapa hari lalu, pagi hari ketika saya sedang di dapur.. Cha cerita kalau teman sekelasnya ada yang mengejeknya.

"Iih, aku sebal banget. Muka dan tangannya itu, lho," sahutnya sambil memperagakan.

Saya teringat dengan teknik suara lucu yang  diajarkan oleh Mbak Oki. Suara lucu merupakan salah satu cara yang dipakai intuk menetralkan emosi atas kejadian yang tidak menyenangkan.

"Coba Cha pejamkan mata." Lalu dia memejamkan matanya.

"Cha bayangkan teman Cha itu lagi ngeledek." Saya jeda sebentar.

"Nah, sekarang Cha bayangkan suara teman Cha itu berubah jadi suara Donal Bebek. Mimik mukanya juga."

Cha tertawa. "Haha.."

"Haha.." Matanya masih terpejam.

Lalu saat dia membuka matanya, saya tanya, "Gimana? Masih kesal dengan temanmu?"

"Haduh, Mi. Perutku sakit," ujarnya sambil terus tertawa dan jalan ke kamar.

 

Saya melanjutkan urusan di dapur sambil senyum-senyum. "Ajaibnya cara-cara yang diajarkan oleh Mbak Oki ini." ^^  

Alhamdulillah. Alhamdulillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun