Mohon tunggu...
Lovine Azzahra
Lovine Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Lovine Azzahra NIM : 46123110050 Mata Kuliah : Wirausaha 1 Dosen : Prof. Dr. Apollo, AK. M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi KGPAA Mangkunegara IV Kepemimpinan Sarat Wedotomo untuk Meningkatkan Management Skill dan Merumuskan Strategy Bisnis

20 April 2024   13:49 Diperbarui: 20 April 2024   14:02 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  • KGPAA mangkunegara IV

Kanjen Gusti Pangeran Adipati Arya Mankunegara IV (KGPAA Mankunegara IV) lahir pada tanggal 3 Maret 1811 (8 Sapar 1738, Pahin, Windu Sankaya, Jawa Jumakil, Senin) dengan nama gadis Raden Lahir di Mas Sudira. Ayahnya bernama KPH Adiwijaya I dan ibunya adalah putri KGPAA Mankunagara II bernama Raden Agyen Sekeli. KPH Adiwijaya I merupakan anak dari Raden Mas Tumengun Kusumadiningrat, menantu dari Sri Susufunan Pakubuwono III, dan R.A Sekeli merupakan putri dari KGPAA Mankunagara II. Lalu ada silsilah R.M. Silsilah Sudhira merupakan cucu dari KGPAA.

Pada masa pemerintahannya, Keraton Mankunugaran menulis sekitar 42 kitab, termasuk Serat Wedatama dan beberapa karya gamelan. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Ketawang Puspawarna yang juga dikirim ke luar angkasa pada tahun 1977 melalui Voyager Gold Plate yang menaiki pesawat luar angkasa tak berawak Voyager 1. Atas prestasi sastranya, khususnya sebagai pencipta Serat Wedatama, Raja Minnesota IV secara anumerta dianugerahi Penghargaan Bintang Mahaputra Adipradhana dari Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden RI Nomor 33/TK/2010 yang diberikan kepada Susilo  kepada para delegasi. Pada 3 November 2010, Bambam Yudovono dihadiahkan kepada seorang kerabatnya.

Arti "Serat Wedatama" Dilihat dari arti katanya, "Wedatama" berasal dari bahasa Sansekerta. Weda Tama: Menurut Kamus Kawi Indonesia karya L. Mardiwasito, kata "Weda" berarti ilmu,[9] dan kata pokok "Tama" berarti "baik". [10] Menurut R. Tanojo arti kata Wedatama berarti anak Pepatkanning. Wedha berasal dari kata pepachem (pasokan) dan tama/main, dan artinya anak. Pepatkaning Putra artinya bimbingan kepada putra dan putri. Weda adalah Kaul (Jawa): Ilmu/Ilmu/Ajaran, Tama adalah Utarna: Baik, Mulia, dsb. Jadi Wedatama adalah ilmu/ilmu/ajaran agar setiap manusia memperoleh/berhati/jiwa yang baik/mulia. S.De Jong mendefinisikan Wedatama sebagai "ajaran kesempurnaan", sebuah puisi pendek namun terkenal di mana para priyai berisi petunjuk praktis tentang cara mengatur kehidupan mereka.

Kepemimpinan merupakan kebutuhan dan tuntutan  masyarakat yang berbeda secara lokal, regional, nasional dan di berbagai belahan dunia  (Rasim, 2014).

Pemimpin dan kepemimpinan mengarahkan organisasi dan pemerintah untuk mengelola hubungan internal, eksternal, dan internasional untuk mencapai tujuan bersama, termasuk ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya, hukum, pendidikan, perdagangan dll. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan memegang peranan  penting dalam kelangsungan hidup suatu bangsa dan masyarakat.

Kepemimpinan banyak mendapat perhatian pada masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa. Salah satu latar belakang kepemimpinan pada masyarakat Jawa adalah raja. Dalam pandangan filsafat Jawa , raja adalah  wakil Tuhan atau penjelmaan Tuhan.
Raja merupakan  pemimpin  dan wakil Tuhan yang bertugas menciptakan kehidupan yang harmonis antara  manusia, alam, dan Tuhan (Susanto, 2014). Kepemimpinan dalam Budaya Jawa banyak contohnya dan diwujudkan dalam bentuk ajaran. Salah satu dari ajaran kepemimpinan terdapat dalam Serat Wedatama. Kepemimpinan  dalam Serat Wedatama tahun  meniru kepemimpinan Panembahan Senapati raja Mataram tahun. Penedobahan Senopati bersifat proaktif, mempunyai tekad yang kuat, selalu bekerja, selalu menjaga hati untuk  hidup sederhana, dan selalu memastikan hati orang lain dalam keadaan tenteram (Wibawa, 2010).
 
Salah satu karya sastra Jawa yang memuat ajaran kepemimpinan adalah Serat Wedatama karya Mangkunegara IV. Ajaran kepemimpinan  Serat Wedatama mewajibkan  untuk menaati aturan dan tugas hidup yang diwarisi nenek moyang yaitu wirya - arta -winasis. Wirya adalah kebangsawanan dan kekuasaan, Arta adalah kekayaan, dan Winasis adalah ilmu. Ketiga pedoman hidup ini harus dicapai. Jika salah satu  dari ketiganya tidak tercapai, maka  harga diri  orang akan hilang, bernilai lebih  dari sehelai daun jati kering, dan pada akhirnya hanya orang yang menderita, menjadi pengemis dan penyintas. Konsep Kepemimpinan Serat Wedhatama merupakan salah satu model kepemimpinan yang saat ini sedang mengalami krisis. Oleh karena itu, perlu adanya pemutakhiran kembali terhadap ajaran kepemimpinan dalam Serat Wedatama.

Cerato  Kepemimpinan Wedama tetap sangat penting dalam situasi saat ini. Ajaran kepemimpinan dalam Serat Wedatama harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai teladan kepemimpinan  khususnya bagi generasi muda. 

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
  • Ajaran Kepemimpinan dalam Serat Wedatama 

Serat Wedatama merupakan salah satu kitab Jawa kuno yang memuat ajaran luhur dan lukisan yang memuat konsep ketuhanan, kemasyarakatan, dan kemanusiaan. Konsep ketuhanan dirumuskan pada masa Aji dengan menggunakan istilah agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun