Dear my Diary, Izinkan Aku Mau Curhat

Diaryku, sekarang aku tinggal di negara yang orang seimanku menyebutnya negara kapir.  Negara yang mayoritas warganya tidak memiliki keyakinan jelas dan kuat meski kiblat mereka tetap pada agama nasrani dan isme anti muslimpun mulau tumbuh di sini. 

Kalau harus jujur, hidup di sini hingga saat ini terasa lebih tentram dan nyaman,  di negara yang mayoritas warganya hampir tidak beragama dan tidak pula mengaitkan segala urusan kehidupan ini dengan unsur agama, hanya berdasarkan kemanusiaan.Tapi entah kenapa, bagiku terasa lebih tentram dan damai. 

Diaryku,  meski aku hidup di negara kapir kata mereka,  tapi hingga saat ini aku masih bisa aman dalam mejalankan ritual ibadahku sebagai seorang muslim. 

Aku di sini sebagai orang muslim yang minoritas ini, tidak merasa terancam meski keistimewaan dalam merayakan hari -hari besar muslim tak bisa akudapatkan.

Diaryku, katanya negara ini negara kapir,  tapi semua  makhluk hidup dan bernyawa  di negeri ini diperlukan dengan bai, sesuai dengan aturan yang ada dalam ajaran keyakinanku sebagai seorang muslim. 

Dear Diaryku,  aku hidup di negara yang kata mereka negara kapir, tapi burung-burungpun di sini bisa bebas hidup dan bertebangan dimana-mana, bahkan kucing hingga anjing diperlakukan dengan baik, diberikan kesempatan hidup yang layak. Apalagi manusia, makhluk yangi jelas lebih diutama agar layak kehidupannya.

Fiary,  tidak ada program ekspor pembantu di sini,  tidak ada jasa wanita untuk dinikahi secara kontrak saat musim libur tiba oleh para pelancong dari negara muslim yang berlindung dalam kedok gama untuk mengikuti aturan agamanya.

Dear Diary di sini wanita yang bercerai apalagi yang membawa anak-anak harus dijamin hidupnya oleh mantan suaminya, mengikuti aturan pemerintah agar wanita itu tidak menjadi objek penderita habis manis sepah dibuang ketika bercerai.  

Diary,  di sini tidak ada gelombang protes anti pemimpin minoritas. Semua orang yang mampu dan memiliki dedikasi tinggi bagi bangsa di mana dia berada akan diberikan tempat sebebas- bebasnya untuk membangun, tapi bukan berati diberi keleluasaan dan kesempatan sedikitpun untuk melecehkan apalagi berkhianat pada negaranya. 

Diary,  di sini orang minoritss boleh menjadi pejabat, tapi kontrol kepadanya tetap berjalan ketat tidak ada rongga sedikitpun untuk mengulung dalam lipatan,  membangun kekuatan hanya karena ia jadi pejabat. 

Semua kontrol dan kekuasaan sepenuhnya warga pribumi yang atur dan berkuasa,  pejabat daerah hanya bertugas memajukan daerahnya tapi tak akan pernah bisa dikuasai olehnya hanya karena ia pejabat.