Mohon tunggu...
Ely yuliana
Ely yuliana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tulisan saya banyak salah ketik 🙂

Kunjungi blog bacaan anak di https://www.dhiayasmeen.blogspot.nl

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Fabel) Kunang-Kunang Janganlah Punah

7 November 2015   01:01 Diperbarui: 7 November 2015   02:01 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yuliana Agata,34

 

“Masuklah Nak, hari sudah mulai gelap dan malam sudah semakin larut.” Pinta ibu Orang Utan mengingatkan anaknya, menyuruhnya masuk ke dalam rumah karena hari sudah mulai gelap dan malam sudah semakin larut.

“Sebentar Bu, aku masih ingin bermain di luar. Di luar  aku merasa bahagia karena banyak sekali lampu-lampu kecil berterbangan di udara” Jawab Dhia, sambil menatap cahaya yang kerlap kerlip di udara, ia terlihat takjub dengan pemandangan indah dari cahaya yang beterbangan itu.

Mendengar jawaban itu ibu Orang Utan heran, ia ingin tahu apa maksud lampu-lampu kecil yang dikatakan anaknya.

“Lampu, lampu apaan sih, Nak? Ucap ibu penasaran, ia berkata sambil menghampiri anaknya yang tak mau masuk ke dalam rumah.

“Tuh Bu, itu. Cantik kan?. Lampu-lampu kecil yang berterbangan di udara itu.” Dhia girang, ketika ia tahu ibunya datang menemaninya. Dhia segera menunjukkan lampu-lampu yang ia maksud.

“0h...itu, kirain Ibu apaan.”

“ Itu kan Kunang-kunang, Nak. Satwa kecil yang bisa mengeluarkan cahaya diwaktu malam” Jawab ibu orang Utan sambil tersenyum, mendengar anaknya menyebut Kunang-kunang lampu kecil.

“Emang Kunang-kunang itu hidupnya hanya di malam hari ya, Bu?. Ko siang hari aku tidak pernah melihat lampu itu.” Tanya Dhia penasaran.
“Tentu tidak Nak. Tapi, memang hanya Kunang-kunang jantan yang bisa terbang dan mengeluarkan cahaya terus menerus.”

Terus, Kunang-kunanga betinanya di mana, Bu?” Tanya Dhia

“ Kunang-kunang betina, biasanya hanya nemplok di pohon dan mengelurkan cahaya sesekali, untuk membalas ajakan berteman Kunang-kunang jantan”

Oh.. begitu ya Bu” Dhia akhinya kini tahu, bahwa makhluk yang bercahaya itu ternyata bukan lampu.

“Tapi, waktu aku nginep di rumah paman yang tinggal di kota sana, di malam hari ko hanya ada lampu-lampu bercahaya yang terbuat dari aliran listrik, Bu. Tidak ada lampu terbang seperti kunang-kunang ini.” Ucap Dhia mulai mempertanyakan ketidak mengertiannya, kenapa di perkotaan ia tidak bisa melihat atau menemukan Kunang-kunang.

Kemungkinan besar kenapa Kunang-kunang tidak ada di perkotaan, karena kunang-kunang tidak menyukai suasana perkotaan sebab mereka hanya bisa hidup di alam yang masih bersih diantara rawa-rawa seperti di rumah kita ini”

Juga kenapa mereka memilih bepergian di malam hari, karena itulah kelebihan yang dibekali Tuhan, mereka memiliki cahaya untuk memudahkan perjalanannya di malam hari.” Jawab ibu, menerangkan dengan sabar kepada Kera kecil anaknya.

Oh.., begitu.. Kasihan sekali orang kota ya, Bu. Mereka tidak bisa melihat lampu terbang seperti Kunang-kunang yang indah ini di malam hari”

Jangankan orang kota Nak, orang yang tinggal di pedesaan saja sekarang sudah sulit melihat kunang-kunang ini.”

“ Kenapa bisa begitu, Bu?” Tanya anak Orang Utan heran.

“ Karena, keberadaan Kunang-kunang kini sudah sangat langka dan bahkan terancam punah” Ibu Dhia menerangkan lebih jauh lagi.

Hah, punah...? Sayang sekali ya Bu, makhluk indah seperti ini harus punah.” Keluh Dhia terlihat sedih

Yah.., kita tidak bisa berbuat apa-apa, Nak. Karena dunia kini sudah sulit ramah kepada makhluk lemah seperti Kunang-kunang itu"

"Apa sebabnya,Bu?" Tanya Dhia lebih penasaran lagi. 

"Sebab, bumi ini kini lebih banyak dihuni oleh manusia. Dan, para manusia kadang semakin banyak yang tidak peduli dan tak mau tahu pada lingkungan dan makhluk di sekitarnya, hingga mereka kerap menciptakan hunian yang tidak ramah lingkungan”

Tidak ramah lingkungan?, apaan lagi itu, Bu?.” Tanya Dhia lebih tidak mengerti.

Sekarang ini, banyak sekali manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menggunakan sesuatu yang membahayakan. seperti membasmi hama dan melindungi tanamannya, mereka  kerap menggunakan racun semacam pestisida dan pupuk kimia buatan yang tdai baik bagi lingkungan di sekitarnya yang biasa disebut tidak ramah lingkungan. Tentu saja itu semua akan sangat membahayakan makhluk hidup yang lemah seperti Kunang-kunang itu”

Karena, racun itu tentu bukan hanya akan membunuh hama saja, juga akan membunuh makhluk lainnya ya lemah dan tak berdaya ya diantaranya kunang-kunang ini.”

untuk itu, kunang-kunang kini sudah jarang bisa ditemukan di daerah yang banyak dihuni manusia seperti perkotaan dan bahkan kini di daerah pertanian sekalipun"

"Apalagi di perkotaan, rasanya sudah tak mungkin orang kota dapat melihat atau menemukan Kunang-kunang di malam hari, kecuali ada orang yang dengan sengaja memeliharanya di rumah” Ucap Ibu Orang Utan menjelaskan kepada anaknya tentang tidak ramah lingkungan serta dampak dan akibatnya saat ini.

Wah..., kalau begitu sayang sekali ya, Bu. Untung kita di sini jauh dari racun pembasmi hama itu. kalau tidak, pasti sudah memusanahkan Kunang-kunang itu juga”

Itu benar Nak, untuk itu  mulai sekarang dan selanjutnya kita harus bisa menjaga alam dan lingkungan kita ini. Supaya, tidak terbiasa menggunakan racun atau bahan kimia pembasmi hama tanaman di sekitar kita, yang nantinya malah akan membuat semakin banyak makhluk lemah dan langka juga indah seperti Kunang-kunang mati dan punah, juga tak baik bagi kesehatan kita sendiri tentunya”

Ayo, sekarang kita masuk Nak. Hari sudah malam dan semakin gelap, tidak baik terus berada di luar rumah.” Ajak ibu Orang utan kepada Dhia, ia mengajakmua untuk masuk ke dalam rumah.

Dah... Kunang-kunang, sampai jumpa malam besok ya..."

"Aku berjanji, akan selalu menjagamu supaya kalian tidak punah oleh racun yang di buat manusia yang tak ramah lingkungan itu” Dhia mengucapkan salam perpisahan malam itu kepada Kunang-kunang, sambil mengikuti langkah ibunya masuk ke dalam rumah untuk tidur. Karena besok Dhia harus sekolah, dan karena itu ia harus segera tidur.

Ketika tidur, Dhia anak Orang utan itu bermimpi, ia bermain dengan riangnya bersama temannya para Kunang-kuang yang indah itu.

Kunang-kunang itu mencium dan menjabat tangannya, sambil mengatakan

Terimakasih teman, jagalah kami dari kepunahan”

Di dalam mimpinya Dhia berjanji kepada Kunang-kunang itu, ia akan selalu menjaganya dari alam dan lingkungan jahat di sekitar tempat ia berada, supaya makhluk lemah dan indah seperti Kunang-kunang juga yang lainnya tidak hilang atau mati dan akhirnya punah.

 

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community https://www.facebook.com/groups/175201439229892/

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun