Mohon tunggu...
Ely yuliana
Ely yuliana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tulisan saya banyak salah ketik 🙂

Kunjungi blog bacaan anak di https://www.dhiayasmeen.blogspot.nl

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Fabel) Kunang-Kunang Janganlah Punah

7 November 2015   01:01 Diperbarui: 7 November 2015   02:01 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Kunang-kunang betina, biasanya hanya nemplok di pohon dan mengelurkan cahaya sesekali, untuk membalas ajakan berteman Kunang-kunang jantan”

Oh.. begitu ya Bu” Dhia akhinya kini tahu, bahwa makhluk yang bercahaya itu ternyata bukan lampu.

“Tapi, waktu aku nginep di rumah paman yang tinggal di kota sana, di malam hari ko hanya ada lampu-lampu bercahaya yang terbuat dari aliran listrik, Bu. Tidak ada lampu terbang seperti kunang-kunang ini.” Ucap Dhia mulai mempertanyakan ketidak mengertiannya, kenapa di perkotaan ia tidak bisa melihat atau menemukan Kunang-kunang.

Kemungkinan besar kenapa Kunang-kunang tidak ada di perkotaan, karena kunang-kunang tidak menyukai suasana perkotaan sebab mereka hanya bisa hidup di alam yang masih bersih diantara rawa-rawa seperti di rumah kita ini”

Juga kenapa mereka memilih bepergian di malam hari, karena itulah kelebihan yang dibekali Tuhan, mereka memiliki cahaya untuk memudahkan perjalanannya di malam hari.” Jawab ibu, menerangkan dengan sabar kepada Kera kecil anaknya.

Oh.., begitu.. Kasihan sekali orang kota ya, Bu. Mereka tidak bisa melihat lampu terbang seperti Kunang-kunang yang indah ini di malam hari”

Jangankan orang kota Nak, orang yang tinggal di pedesaan saja sekarang sudah sulit melihat kunang-kunang ini.”

“ Kenapa bisa begitu, Bu?” Tanya anak Orang Utan heran.

“ Karena, keberadaan Kunang-kunang kini sudah sangat langka dan bahkan terancam punah” Ibu Dhia menerangkan lebih jauh lagi.

Hah, punah...? Sayang sekali ya Bu, makhluk indah seperti ini harus punah.” Keluh Dhia terlihat sedih

Yah.., kita tidak bisa berbuat apa-apa, Nak. Karena dunia kini sudah sulit ramah kepada makhluk lemah seperti Kunang-kunang itu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun