Hutan Belantara itu kini telah pergi
Marga satwa itu kini telah di ambang punah
Penguat tanah yang merekatkan ke bumi itu telah di gergaji
Akar yang menahan lajunya air dan menyimpannya  kini telah tak ada lagi
Bangunan raksasa itu kini menjadi gantinya
Di tempat yang di namakan ibu kota
Tanah goyang tak ada kekuatan untuk bersatu
Ekosistem dan keseimbangan alam itu kini telah merajuk
Hujan lebat itu seharusnya di sambut dengan haru biru
Karena air sumber kehidupan yang mereka tunggu
Datang dan memberikan kesegaran di setiap isapan udara segar
Kini.... hujan menjadi sesuatu yang menakutkan
menjadi mahluk yang menimbulkan  rasa was-was
Menjadi momok akan hadirnya bencan
Bencana lonsong...
Bencana banjir...
Bencana kepanasan yang tidak wajar
bencana polusi yang tak tersaring oleh rimbunnya dedauanan
Seonggok tas Hermes hanyut terbawa luapan banjir
Dari sebuah rumah yang bertengger mobil mobil bergengsi
penguasa membabat hutan alam dan negri ini
Di gantikan oleh gengsi yang bernama Hermes, Lamborghini, dan Rolls Royce
Kini benda itu terapung-apung di atas air yang meluap dan kotor
Menebus dengan mahal bahkan di tambah kematian
Alam...
Ku rindu keadaanmu yang dulu
Di mana kesejuakan terasa menyiram jiwa
Kicau burung dan pesta marga satwa
Keindahannya itu tak akan bisa tergantikan dengan Duniawi yang lapar harta
Alam...
Mari kita bersama melukis indah
Ku Janji tak akan lagi melukai dan meporak poranda
Ku janji akan memperlakukanmu dengan penuh cinta
Walau dengan jumlah marga satwa yang tak lagi sempurna.