Relasi yang Kuat pada Ikatan Anak-Orang Tua dalam Keluarga
Hubungan pendidikan orang tua dan anak seringkali tidak harmonis, namun demikian orang tua tentunya selalu mengharapkan yang terbaik terhadap anaknya. Mereka memberikan kebutuhan dan memenuhi segala keperluan anak agar tumbuh dan berkembang sesuai harapan dan ekspetasi mereka. Mulai dari kebutuhan pribadi sampai dengan kebutuhan yang bersifat jauh untuk masa depannya nanti. Akan tetapi semua itu terkadang menjadi suatu permasalahan ketika anak mulai tumbuh dan berkembang (menginjak usia dewasa), ketika ia mulai mencari jati dirinya yang sebenarnya. Hal seperti ini akan diperparah ketika seorang anak memilki hubungan dengan keluarganya yang kurang harmonis (broken home) atau bisa juga disebut miss communicationa fmily. Dikarenakan kedua belah pihak orang tua atau anaknya lebih mementingkan emosin egative sehingga terjadinya komunikasi yang kurang baik.
Hubungan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ikatan, pertalian (keluarga, sahabat, dsb) yang disini berarti hubungan orang tua dan anak merupakan ikatan keluarga yang tidak terpisahkan dikarenakan adanya hubungan genetik antara orang tua dan anak. Keadaan keterikatan antara orang tua dan anak ini, belakangan ini banyak kerap kali terjadi sikap penyelewengan (durhaka) dikarenakan kurang dekatnya dan kurang terjadinya komunkasi antar sesama. Hal ini juga terjadi dikarenakan kurangnya pembekalan, persiapan ilmu serta pendidikan pra-nikah yang bertujuan untuk menjadikan keluarga harmonis. Hubungan dalam ilmu sosiologi dapat dartikan dengan relasi sosial (hubungan antar sesama). Relasi sosial disebut juga dengan hubungan sosial yang merupakan hubungan timbal balik yang terjadi dikalangan masyarakat pada umumnya.
Dalam surat al-isra ayat 23 Allah berfirman
۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعۡبُدُوۡۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا ؕ اِمَّا يَـبۡلُغَنَّ عِنۡدَكَ الۡكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوۡ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوۡلًا كَرِيۡمًا ٢٣
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al Isra: 23)
Penguatan ayat tersebut menekankan bahwa Allah menyeru kepada seorang hamba (anak) untuk terbiasa berbicara yang baik, karena hal itu termasuk ahlak yang mulia (ahlak mahmudah). Dijelaskan di ayat tersebut juga untuk tidak mengucapkan “ah” hal itu dikarenakan termasuk pebuatan menghardik orang tua. Almarhum Armen Halim Naro menegaskan dalam kajian ilmu tentang berbakti kepada orang tua “perasaan hati kedua orang tua yang sudah renta itu seperti halnya hati burung yang lembut, keduanya tidak bisa dikasari dengan perkataan hardikan ataupun perbuatan.” Para ahli mufasir menjelaskan tentang ayat ini bahwa jikalau ada perkataan yang lebih rendah dari ini itu sangat di larang. Oleh karena itu sebagai seorang anak yang bercita-citakan berbakti kepada kedua orang tua harus senantiasa tetap berbuat baik ketika kedua orang tua bahkan ketika keduanya menyeru untuk menyembah Allah, dan kita dianjurkan untuk mendoakannya agar tetap dalam lindungan-Nya.
Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan setelah diperintahkan untuk menyembah selain Dia (Allah), manusia diperintahkan untuk berbuat baik kepada ibu dan bapaknya atau kedua orang tuanya.
Allah SWT juga memerintahkan kepada anak manusia untuk tidak berkata kasar atau membantah orang tua, bertutur kata yang lemah lembut dan sopan, serta berbuat baik kepada orang tua baik selagi masih hidup maupun sudah meninggal.
Dikutip dari Tafsir Kemenag, dalam Surat Al Isra ayat 23, Allah memerintahkan kepada seluruh manusia, agar mereka memperhatikan beberapa faktor yang terkait dengan keimanan. Faktor-faktor itu ialah: Pertama, agar manusia tidak menyembah tuhan selain Allah.
Termasuk pada pengertian menyembah tuhan selain Allah ialah mempercayai adanya kekuatan lain yang dapat mempengaruhi jiwa dan raga selain yang datang dari Allah. Semua benda yang ada, yang kelihatan ataupun yang tidak, adalah makhluk Allah.