Belakangan ini banyak sekali isu perselingkuhan yang terjadi, dan pelakunya adalah para lelaki yang tentu saja tidak bisa menghargai perempuannya. Apa ya alasan sebenarnya alasan mereka selingkuh?
Salah satu sumber yang bersedia diwawancarai, ia merasa bingung mengapa ia bisa dikhianati oleh pasangannya, padahal mereka memiliki hubungan yang cukup lama dan selama ini hubungan baik-baik saja. Ia mengatakan jika ia cantik, pintar, mandiri, dan bisa dikatakan setara. Ia adalah gadis yang siap melakukan apapun demi pasangannya, lantas apa yang membuat pasangannya itu selingkuh?
Awalnya narasumber merasa tidak ada yang aneh dengan kekasihnya, ia merasa tak ada yang berubah dari sang kekasih, mereka berdua sedang sibuk kala itu. Narasumber dan kekasih masih duduk dibangku kuliah, dan keduanya memang bekerja juga, bidang kerja mereka yang berbeda membuat narasumber dan kekasihnya jarang berkomunikasi seperti sekadar chat, telepon, narasumber memang jarang melakukannya. Narasumber dan kekasihnya memang bertemu setiap hari kala itu untuk sekadar maka bersama walaupun itu tak sampai satu jam.
Menurut keterangan narasumber, kekasihnya jarang keluar dari kostannya, karena kekasihnya adalah pekerja freelance yang segalanya dilakukan di kostan, dan tak ada yang aneh.
Hanya saja narasumber dan sang kekasih sering bertengkar perihal sang kekasih ingin masuk organisasi padahal beban kerja sang kekasih sudah sangat besar, belum lagi tugas kuliah sang kekasih yang sering terlantar yang berakhir narasumber yang harus membantunya. Belum lagi financial sang kekasih pada saat itu yang sedang mengalami penurunan secara drastis, sehingga narasumber pun harus membantunya juga.
Narasumber merasa dirinya egois, demi kebaikan sang kekasih, ia hanya ingin kekasihnya bisa menyelesaikan permasalahannya dengan baik. Namun hal demikian membuat kekasih tak nyaman, sehingga ia mencari tempat kenyamanan yang baru.
Narasumber bertanya apa yang kurang darinya as? Karena dengan segala hal yang ia lakukan demi kebaikan kekasihnya, dan berusaha untuk terus membantu sang kekasih, namun narasumber harus menemukan hal menyakitkan yaitu sang kekasih yang selingkuh dibelakangnya. Beberapa teman kekasihnya mengetahui perihal ini, hanya narasumber yang tak tahu.
Awal mula narasumber mengetahui hal ini ketika narasumber melihat sebuah screenshoot video call sang kekasih dengan gadis lain, akhirnya sang kekasih jujur padanya, narasumber pun menanyakan apa alasan sang kekasih tega selingkuh dibelakangnya. Narasumber menanyakan beberapa pertanyaan pada sang kekasih.
"Apa dia lebih cantik dariku?"
Sang kekasih menjawab, "Tidak, tentu saja kamu jauh lebih cantik." Katanya.
"Apa dia lebih pintar dariku? Bisa membantumu mengerjakan tugas?"
Sang kekasih menjawab, "Tidak tentu saja, aku bahkan yang harus membantunya dan membimbingnya membuat rancangan skripsi? Aku yang ia andalkan, tidak lebih mandiri darimu."
Narasumber kaget tentu saja, lantas apa yang menjadi alasan kekasihnya selingkuh?
"Lalu apa alasanmu? Dia bisa membantu pekerjaanmu?"
Kekasihnya menjawab, "Tidak."
"Lalu apakah dia lebih sabar dariku? Atau punya pola pikir yang lebih bagus?"
Kekasihnya menjawab, "Tidak, dibeberapa perdebatan aku yang harus mengalah dan meminta maaf, pola pikirnya pun tak lebih baik darimu."
Jawaban sang kekasih membuat narasumber tercengang, lantas apa alasannya? Bahkan semua kepribadian selingkuhannya itu tak lebih baik dari narasumber. Â Lalu pada akhirnya sang kekasih menjawab,
"Alasannya karena aku butuh pelarian, ia sedikit mirip denganmu, dan bisa bermain gitar, hanya itu. Aku bahkan tak suka padanya, hanya dilandasi rasa iba karena mendengar cerita sedihnya, rasa iba awal dari semua ini." Ucapnya.
Narasumber sangat trauma atas kejadian ini, bahkan ia beberapa menemui psikiater karena hal ini adalah luka yang mendalam yang membuatnya sakit hati.
Isu perselingkuhan dalam hubungan yang tampaknya baik-baik saja sering kali menimbulkan kebingungan dan trauma bagi pihak yang dikhianati. Dalam kasus ini, narasumber yang merasa telah memberikan segalanya untuk pasangannya, termasuk bantuan finansial, emosional, dan akademis, tetap menjadi korban perselingkuhan. Ternyata, alasan perselingkuhan bukan selalu tentang ketidakpuasan fisik atau intelektual, melainkan bisa berasal dari kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi dan keinginan untuk mencari pelarian. Dalam hubungan ini, meskipun pasangan narasumber menyatakan tidak ada yang kurang dari dirinya, rasa iba dan kebutuhan untuk keluar dari situasi stres menyebabkan perselingkuhan terjadi.
Kisah ini mengajarkan bahwa perselingkuhan bisa terjadi karena berbagai alasan kompleks yang tidak selalu berkaitan dengan kekurangan pada pasangan yang dikhianati. Pemahaman, komunikasi, dan kepercayaan yang mendalam sangat penting dalam menjaga keutuhan hubungan. Narasumber, meskipun terluka, memiliki kesempatan untuk belajar dari pengalaman ini dan membangun diri serta masa depannya dengan lebih kuat dan bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H