ribuan bunga tanda duka...pic. munchen.de
Beberapa hari lalu aksi teror sempat menghebohkan juga masyarakat Jerman dan khususnya warga Bayern. Di kota Würzburg, seorang pengungsi asal Afghanistan berusia 17 tahun dengan senjata kampak dan pisau telah melukai beberapa penumpang kereta api. Setelah dilakukan penyelidikan ditemukan video keterlibatannya dengan organisasi teror ISIS sebagai simpatisan. Kecurigaan asal usul pelaku yang mengaku dari Afghanistan pun diragukan karena melihat bahasa yang digunakan adalah urdu Pakistan. Selama di Jerman pelaku yang datang sendirian sempat ditampung dan tinggal di sebuah keluarga warga setempat.
anak kecil yg ikut memberikan simpati...pic. munchen.de
Tiga peristiwa yang terjadi hanya dalam jangka beberapa hari telah membuat masyarakat Jerman mengalami
schock dan kekhawatiran. Wilayah yang sebelumnya selalu adem ayem telah dihentakkan dengan kasus yang membawa banyak korban jiwa. Kebetulan ketiga pelaku dalam kejadian ini adalah warga keturunan dan pengungsi. Tentunya hal ini semakin memberikan efek negatif pandangan masyarakat lokal terhadap kaum pendatang.Â
Selain sejak adanya pelecehan seksual dan tindakan kejahatan serta kekerasan pada perayaan tahun baru 2016 di Koln dan kota lainnya yang juga dilakukan oleh pendatang, angka kejahatan khususnya pelecehan seksual hampir setiap hari menghiasi media. Bahkan tempat umum seperti kolam renang dan tempat hiburan sebagian telah melarang para pengungsi untuk masuk.Â
Pemerintah Jerman pun telah menyetujui melakukan perubahan undang-undang untuk mengatasi kejahatan seksual yang semakin meningkat. Misalnya seseorang dengan sengaja memegang bagian intim dari perempuan yang tidak dikenal dan si perempuan mengadu, hukuman penjara sampai 2 tahun bisa dipidanakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya