***
Sampai dikampus dia mengangkat-angkat lehernya, berjinjit-jinjit mencari gadis tersebut. Meraih hapenya dan menelphone gadis itu, "kamu dimana?"
"Di pusat studi perempuan, kenapa? Mau ketemu?"
"Tunggu aja aku kesana"
"Yah ini aku udah cus. Ketemu di foodcourt ya", kontak berhenti
"Ah, tenang Gis, tenang. Kamu enggak boleh tergesa-gesa. Kamu tidak boleh panik", sambil ngos-ngosan Agis baru sadar kalau horison jalan berubah miring-miring. Dia limbung.
***
"Ya ampun Agis. Kamu kenapa sih? Jangan mampus dulu dong"
"Owh God !! Aku enggak akan mampus kok. Sebelum aku menikah sama kamu Rol", kata-katanya pelan
"What ?! Kamu ngomong apa sih", Rola kaget dan menganggap itu sebagai lanturan orang dalam keadaan setengah sadar. "Rol kamu mau kan menikah sama Aku. Pekan depan tapi ya, oke"
"Kamu enggak kenapa-kenapa kan? Harus dijawab sekarang? Kamu istirahat aja dulu", Rola pamit dan pergi setelah memastikan Agis tidak apa-apa. Sebenarnya Agis bangun karena harum parfum apel Rola. Tidak beberapa lama, Agis merasakan getaran handphone didalam sakunya. Ada sebuah pesan
"..Gue terima deh lamaran kamu. Tapi jangan pekan depan ya. Entar kamu ngomong sama abah dulu, jangan ke aku. Oke?.."