Aku sedang terduduk di suatu kedai kopi,
dengan menggenggam segelas americano.
Kuseruput perlahan seraya mengerutkan dahi,
sambil diiringi musik jadul nan retro.Â
Tanpa tersadar, datanglah dirimu menghampiri.
Menyapa dengan senyum tipis penuh makna.
Siapa dirimu? Kurasa kita belum pernah interaksi.
Hati kecilku berujar, "paling hanya salah sangka". Â
Namun, seketika terdengar namaku dari bibirmu.
Mana mungkin seorang Sudra sepertiku disapa Betari.
Dengan meyakinkan kau lambaikan tangan mendayu.
Sampai takjub, Kutak bisa membedakan ini realita atau fantasi.Â
Seakan ingatanku sejenak terhenti dalam intermeso.
Sambil kucoba berusaha mengaktivasi segala memori.
Dan, ya... Mosaik wajahmu bak domino.
Beruntun dan menambah besar gubahan rasa perih.Â
Ah... sudahlah, Aku tak ingin mengulangi episode lama di lembaran baru hidupku.Â
Sony Achmad Louis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H