Mohon tunggu...
Maria Loiserina . T
Maria Loiserina . T Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UAJY

Saya adalah mahasiswa prodi manajemen yang tertarik di bidang SDM.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gaya Kepemimpinan Tokoh Perdamaian (Mahatma Gandhi)

3 Desember 2024   15:30 Diperbarui: 3 Desember 2024   15:36 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: file pribadi)

Mahatma Gandhi

  • Profile

Mahatma Gandhi merupakan seorang pengacara, politikus, aktivis sosial, dan penulis India yang menjadi pemimpin Gerakan Kemerdekaan India melawan penjajahan Inggris. Hal ini membuat beliau dianggap sebagai bapak negara India. Gandhi dihormati secara internasional atas doktrinnya protes tanpa kekerasan (satyagraha) untuk mencapai kemajuan politik dan sosial.

Mahatma Gandhi adalah seorang pemimpin spiritual dan politikus dari India. Pada masa kehidupan Gandhi, banyak negara yang merupakan koloni Britania Raya. Penduduk di koloni-koloni tersebut mendambakan kemerdekaan agar dapat memerintah negaranya sendiri. Gandhi adalah salah seorang yang paling penting yang terlibat dalam Gerakan Kemerdekaan India. Dia adalah aktivis yang tidak menggunakan kekerasan, yang mengusung gerakan kemerdekaan melalui aksi demonstrasi damai.

1. Servant Leadership

Gandhi dikenal sebagai pemimpin yang rendah hati dan penuh kasih sayang. Ia percaya bahwa kepemimpinan yang bermakna terjadi ketika seseorang bekerja untuk tujuan yang lebih tinggi dan menguntungkan orang lain. Ia juga berkampanye untuk mengangkat derajat kaum tertindas, mengurangi kemiskinan, memperluas hak-hak perempuan, membangun persahabatan agama dan etnis, dan mampu mengakhiri diskriminasi. 

Kerendahan hati dari Mahatma Gandhi juga memiliki kemampuan untuk membuat estimasi yang benar tentang diri sendiri. Dia adalah pemimpin Kongres Nasional India pada pembentukannya, tetapi ketika para pemimpin muda seperti Jawaharlal Nehru bangkit, dia memberi jalan kepada mereka untuk menjadi pemimpin Kongres Nasional India. Setelah kemerdekaan, dia tidak memegang jabatan apa pun di pemerintahan tetapi tetap menjadi pelayan yang rendah hati yang mengorbankan hidupnya demi kepentingan India. 

Dibuktikan dengan adanya ajaran-ajaran yang beliau keluarkan. Ajaran-ajaran tersebut yaitu:

  1. Ahimsa. Ajaran ini berasal dari kata himsa (kekerasan). Sesuai dengan asal katanya, ajaran ini menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk menjunjung tinggi semangat nir-kekerasan (non-violence) dalam setiap laku kehidupannya. Secara hariah, ahimsa memiliki makna tidak menyerang, tidak melukai atau tidak membunuh.

  2. Satyagraha. Ajaran ini berarti "keteguhan berpegang pada kebenaran". Ajaran ini menyerukan untuk tidak ada sedikitpun toleransi atau sikap kompromin dalam menegakkan nilai kebenaran.

  3. Swadeshi. Menurut Gandhi, konsep swasedhi erat katannya dengan semangat swaraj sebagai cita-cita bersama seluruh warga India, bahkan seluruh manusia. Dalam bahasa sederhana, Gandhi mengartikannya sebagai "menggunakan apa yang dihasilkan oleh negeri sendiri". Konsep swadeshi mengarah pada swaraj dalam arti pemerintah oleh negeri sendiri (self-rule) yang senyatanya bertumpu pada kekuatan sendiri (self-reliance).

  4. Nirbaya. Situasi politik yang tidak menentu dan di tengah ketertindasan masyarakat India akibat kekejaman kolonial, membuat Gandhi menganjurkan suatu anjuran nirbaya, yaitu suatu sikap untuk tidak pernah mengenal rasa takut terhadap kekuatan apapun.

  5. Toleransi. Toleransi merupakan merupakan perluasan dari sikap hidup untuk tidak melakukan proses diskriminasi dalam masyarakat. Terhadap agama-agama yang ada, Gandhi (1981:110) berpandangan bahwa semuanya mengandung wahyu kebenaran, namun karena agama-agama tersebut garis besarnya dibuat oleh manusia yang tidak sempurna, maka keyakinan-keyakinan itu dipengaruhi oleh ketidaksempurnakan tersebut dan kebenaran tersebut menjadi tidak mutlak adanya.

2. Transformasional Leadership

Gandhi memimpin perjuangan anti kekerasan untuk membebaskan India dari dominasi asing. Ia menerapkan prinsip-prinsip pembangkangan sipil tanpa kekerasan untuk melawan penjajahan, diskriminasi rasial, eksploitasi ekonomi dan sosial, serta degradasi moral. Gerakan-gerakan yang Ia lakukan seperti Gerakan Non-Kooperasi (1920--1922) bertujuan melawan penjajah dengan tidak bekerja sama, seperti memboikot barang-barang Inggris dan institusi pemerintah, namun dihentikan setelah insiden kekerasan di Chauri Chaura. Gerakan Satyagraha, yang dimulai pada 1906 di Afrika Selatan, menentang aturan diskriminatif dengan perlawanan tanpa kekerasan dan dilanjutkan di India. Pada Gerakan Dandi atau Salt March (1930), Gandhi memprotes pajak garam dengan berjalan kaki ke pantai Dandi untuk membuat garam, menginspirasi jutaan orang untuk melawan aturan Inggris. Gerakan Quit India (1942) mendesak Inggris untuk segera meninggalkan India, meski gerakan ini memicu penangkapan besar-besaran, namun mempercepat kemerdekaan. Selain itu, Gandhi memimpin Gerakan Harijan (1932) untuk menghapus diskriminasi kasta rendah melalui integrasi sosial dan aksi puasa. Dalam Gerakan Swadeshi, Gandhi mendorong kemandirian ekonomi rakyat dengan menggunakan produk lokal, seperti kain buatan sendiri (khadi), guna mengurangi ketergantungan pada produk Inggris. 

Disusun oleh:

Luisa Griselda Giferi/ 210326074

Devlin Roderick Aipassa/ 210326093

Yennie/ 210326484

Maria Loiserina Turnip/ 210326554

Abinaya Kusuma W./ 220326631

En Rico Timmothi Kwandy/ 220326956

Bernadetha Dinda A. D. C./ 220327079

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun