Mohon tunggu...
Louis Nathaniel B
Louis Nathaniel B Mohon Tunggu... Lainnya - Murid SMA

Baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kepercayaan dari Masa Pra-Aksara hingga Sekarang

15 November 2022   15:00 Diperbarui: 15 November 2022   15:03 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Pada masa ini, manusia masih menggunakan teknologi-teknologi kuno yang terbuat dari batu, tulang-tulang hewan, dan logam sebagai alat-alat kesehariannya. 

Seiring waktu berjalan, teknologi-teknologi yang ada pada masa praaksara berkembang. Teknologi yang sedemikian canggih dan modern yang kita punya sekarang ini adalah hasil dari proses perkembangan yang terjadi dari masa praaksara dan masa-masa setelahnya hingga hari ini. Begitu juga demikian, kepercayaan-kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Indonesia sekarang ini berasal dari perkembangan kepercayaan dari masa ke masa. Namun, bagaimanakah cara kepercayaan-kepercayaan berkembang dari masa ke masa? 

Nah, untuk memulai, bagaimana sih kepercayaan bisa ada/muncul di masa praaksara? Masa Praaksara sendiri dikupas lagi menjadi beberapa periode, seperti Zaman Batu tua (Paleolitikum), Zaman Batu tengah (Mesolitikum), Zaman Batu muda (Neolitikum), Zaman Batu besar (Megalitikum), dan Zaman Perunggu. 

  • Zaman Paleolitikum adalah zaman dimana manusia purba masih menggunakan alat-alat berupa batu-batu yang besar dan kasar untuk keperluan kesehariannya. Pada zaman ini juga manusia masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah tempat). 

  • Pada zaman Mesolitikum, alat-alat dan teknologi-teknologi yang ada pada zaman Paleolitikum sudah berkembang dan dimodifikasi oleh manusia purba yang hidup pada zaman itu. Alat-alat berupa batu-batu besar dimodifikasi menjadi lebih halus dan kecil sehingga penggunaannya lebih mudah, contohnya seperti pebble (kapak Sumatra) dan mata panah yang terbuat dari batu. Pada zaman ini juga manusia purba sudah mulai hidup menetap dan mulai membagi tugas antara laki-laki dan wanita. Selain itu, kepercayaan manusia kepada dewa/roh-roh telah muncul di zaman ini, contohnya seperti animisme dan dinamisme. 

  • Selanjutnya pada zaman Neolitikum, peralatan-peralatan menjadi semakin inovatif dan efektif, contohnya seperti kapak lonjong. Pada zaman ini juga manusia sudah mulai untuk mencari makanannya dengan bercocok tanam dan bukan hanya berburu hewan seperti pada zaman-zaman sebelumnya. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pada zaman ini sama dengan zaman Mesolitikum.  

  • Zaman Batu yang terakhir adalah zaman Megalitikum. Zaman ini disebut dengan zaman batu besar oleh karena peralatan-peralatan yang digunakan oleh manusia purba kala itu terbuat dari batu-batu besar, contohnya seperti sarkofagus, dolmen, patung-patung, dan lain sebagainya. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pada zaman ini juga sama dengan zaman Mesolitikum.  

  • Berakhirnya Zaman Batu diawali dengan Zaman Perunggu dimana pada zaman ini orang-orang sudah dapat mencampurkan tembaga dengan timah untuk memperoleh logam perunggu yang digunakan sebagai alat-alat kesehariannya. Manusia pada zaman ini masih menganut sistem kepercayaan animisme dan dinamisme. 

Dengan demikian, manusia menganut kepercayaan terhadap kekuatan diluar kuasa manusia yang dikategorikan pada kedua istilah tersebut, yakni animisme dan dinamisme. Perbedaan dan pengertian kedua kepercayaan tersebut adalah sebagai berikut: 

  • Animisme merupakan kepercayaan terhadap makhluk halus dan roh, memercayai bahwa orang yang telah mati masih ada di sekitar kerabatnya dalam bentuk roh, dan memercayai bahwa alam memiliki jiwa sehingga jika tidak menghormati roh-roh alam tersebut diyakini akan mengganggu manusia.
  • Dinamisme merupakan kepercayaan yang meyakini bahwa benda-benda disekitarnya memiliki kekuatan gaib. Sistem kepercayaan ini dapat dilihat juga pada zaman sekarang dimana orang-orang masih percaya terhadap jimat, batu cincin, dan lain sebagainya. 

Seiring waktu berkembang, pemikiran dan kecerdasan manusia-manusia pada zaman itu semakin berkembang dan mulai bertanya-tanya tentang siapakah yang menciptakan dan mematikan manusia, siapa yang menciptakan tumbuhan dan hewan, serta dengan benda-benda luar angkasa seperti bulan dan matahari. Pada tahap ini, manusia juga sudah mulai memikirkan tentang apa yang dialaminya dalam kehidupannya. Berdasarkan hal-hal tersebut, manusia menyimpulkan bahwa ada kekuatan dan pribadi tak kasat mata yang maha besar serta yang tidak bisa dibandingkan dengan manusia sehingga munculah monoisme (monoteisme) yakni tingkat terakhir dari evolusi kepercayaan manusia. Sistem kepercayaan ini masih dianut oleh manusia hingga saat ini, contohnya secara khusus di Indonesia adalah keenam agama yang diakui, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu. 

Secara resmi, Indonesia mengakui adanya 6 agama yang dianut oleh rakyatnya dan seluruh rakyatnya harus menganut salah satu agama yang diakui tersebut sebagaimana tercantum dalam Pancasila sila ke-1 yakni Ketuhanan yang Maha Esa dan tertuang di dalam Pembukaan UUD NRI 1945 alinea ke 3 "Atas berkat rahmat Allah yang maha Kuasa" dan di alinea ke 4 "yang berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa". Pernyataan-pernyataan inilah yang menjelaskan ciri khas bangsa Indonesia yaitu umat yang beragama. Agama merupakan pedoman hidup yang mengandung nilai-nilai dan ajaran-ajaran moral yang dibutuhkan oleh seluruh manusia sehingga pemerintah juga berkontribusi dalam hal ini dengan memberikan jaminan dan hak kemerdekaan/kebebasan beragama sebagaimana tertuang dalam Pasal 29 ayat 2 UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Jaminan-jaminan yang diberikan dan hak yang dilindungi dalam kemerdekaan beragama oleh negara berupa: 

  1. Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama. Hak ini mencakup kebebasan untuk memilih agama dan keyakinan orang atas pilihannya masing-masing. 

  1. Tidak seorangpun dapat dipaksa untuk menganut suatu agama tertentu sehingga hak kemerdekaan/kebebasannya untuk menganut agama dan kepercayaannya atas keinginan dan pilihannya sendiri terganggu. 

  1. Kebebasan untuk menjalankan dan melaksanakan agama seseorang hanya dapat dibatasi oleh ketentuan berdasarkan hukum. 

  1. Negara menjamin orang tua, yang apabila diakui wali yang sah secara hukum, untuk memastikan bahwa pendidikan agama dan moral anak-anaknya sesuai dengan keyakinan mereka sendiri. 

Negara menjamin dan melindungi hak-hak tersebut untuk menciptakan lingkungan masyarakat dalam kemerdekaan/kebebasan yang tertib, damai, dan saling toleransi. Adanya jaminan-jaminan dan hak-hak ini tertuang di dalam UUD NRI 1945 adalah untuk menghindari adanya hal-hal yang tidak diinginkan (pelanggaran-pelanggaran) dalam kemerdekaan/kebebasan beragama. Beberapa contoh pelanggaran-pelanggaran dalam kemerdekaan beragama adalah penyerangan terhadap rumah-rumah ibadat agama (masjid, gereja, vihara, dan lain sebagainya), membuat kerusuhan massal dengan mengatasnamakan agama (terorisme), mengganggu dan mengacaukan ibadah orang lain, dan lain-lainnya. 

Sebagai warga negara Pancasila, sepatutnya kita menciptakan lingkungan beragama yang merdeka dan bebas yang damai dan mempertahankan trilogi kerukunan umat beragama. Trilogi kerukunan umat beragama merupakan konsep yang dianut oleh masyarakat Indonesia sejak era tahun 1970-an. 

Konsep ini berisi kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Upaya sederhana yang dapat kita lakukan sebagai warga negara yang menjamin kemerdekaan/kebebasan beragama ada banyak, contohnya seperti saling tenggang rasa; saling menghargai; dan toleransi antar umat beragama, tidak memaksa orang lain untuk menganut suatu agama tertentu, melaksanakan dan menjalankan ibadah yang sesuai dengan agamanya, dan mematuhi dan menaati peraturan keagamaan baik peraturan menurut agamanya maupun menurut negara. 

Dengan demikian, Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi umat yang beragama. Oleh karena itu kepercayaan-kepercayaan masa praaksara seperti animisme dan dinamisme dan juga ateisme tidak diakui di Indonesia. Selain menurut pandangan Pancasila, menurut pandangan Kristen, animisme dan dinamisme juga dianggap sebagai penyembahan berhala. 

Penyembahan berhala adalah penyembahan terhadap allah lain selain daripada Tuhan, contohnya seperti penyembahan terhadap patung-patungan, kekuatan gaib, dan benda-benda lainnya. Penyembahan berhala adalah dosa dimata Tuhan karena penyembahan berhala pada dasarnya adalah menyembah iblis. Allah telah memerintahkan manusia bahwa Ia benci dan tidak menerima adanya ilah lain dalam kehidupan manusia. 

Namun di zaman kita yang sekarang ini, penyembahan berhala bukanlah hanya menyembah patung-patung. Dengan menemukan kesenangan atau selain daripada Tuhan sehingga menyingkirkan Tuhan dari daftar prioritas kita adalah suatu bentuk penyembahan berhala, contohnya seperti kecanduan games; pornografi; membuka media sosial saat beribadah; dan perbuatan-perbuatan daging (duniawi) lainnya. Walau hal-hal tersebut mungkin dianggap sepele, jika "penyembahan berhala" ini dilakukan terus-menerus, tubuh rohani kita akan mati. 

Disinilah peran Roh Kudus hadir di dalam hidup kita. Singkatnya, Roh Kudus berperan dalam memberikan kesaksian tentang kebenaran dan melindungi kita dari bahaya jasmani maupun rohani. Roh kudus juga berperan dalam membantu umat Kristus dalam pertumbuhan rohaninya. Ciri-ciri dari orang Kristen yang rohaninya bertumbuh adalah memiliki sikap dan karakter yang rendah hati dan tulus, seorang yang mengasihi Tuhan dan sesamanya, dan seorang pendoa syafaat (doa syafaat adalah doa untuk orang lain disekitar kita). Ketiga ciri-ciri diatas adalah berdasarkan dari sikap dan perilaku dari Paulus kepada jemaat-jemaat yang ada di Filipi sebagaimana diceritakan di dalam Filipi 1:1-11. 

Pada ayat 1A, Paulus menyebut dirinya sebagai hamba Kristus Yesus dan mensejajarkan dirinya dengan Timotius yang diperkirakan adalah juru tulis Paulus. Hal ini membuktikan bahwa Paulus adalah seorang yang rendah hati terhadap Tuhan dan sesamanya. Kemudian pada ayat 7 hingga 8, kepada jemaat-jemaat di Filipi Paulus berkata, "... sebab kamu ada di dalam hatiku,..." Ia juga berkata, "... dengan kasih mesra Kristus Yesus merindukan kamu sekalian." Kedua pernyataan ini menyatakan bahwa Paulus adalah seseorang yang mengasihi jemaat-jemaatnya. Dan yang terakhir pada ayat 3 hingga 6; ayat 9 hingga 11, Paulus berdoa syafaat untuk jemaat-jemaat di Filipi. 

Tidak sedikit orang Kristen yang egois dan sombong sehingga kebanyakan doanya adalah untuk memohon berkat dari Tuhan hanya kepada dirinya sendiri, tidak seperti Paulus yang mendoakan bagi jemaat-jemaat Filipi. Lantas, kita juga bisa menerapkan hal-hal praktis dalam keseharian kita untuk mengalami transformasi spiritual sebagai orang percaya. 

Hal-hal sederhana yang bisa dilakukan adalah mendoakan kesehatan dan berkat bagi orang-orang disekitar kita (seperti keluarga, teman-teman, negara, dan lain sebagainya), mengutamakan kepentingan bersama bukan keegoisan diri, menjaga toleransi dengan teman-teman dan orang-orang disekitar, menghormati dan menghargai agama lain, dan banyak lagi. 

Kepercayaan (agama) merupakan sesuatu yang melekat pada diri manusia dan sangat penting. Agama bertujuan untuk menjadi tatanan kehidupan (aturan) yang berasal dari Tuhan yang mampu menjadi pedoman hidup yang mengajarkan nilai-nilai moral dan kebajikan kepada manusia untuk menghadapi tantangan zaman. Sepatutnya sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus dan sebagai warga negara yang menjamin kemerdekaan/kebebasan beragama, kita harus menjadi teladan dan berkat bagi orang-orang yang ada di sekitar kita baik yang seiman maupun yang tidak seiman. Tuhan telah memberikan teladan dan mengajarkan kita untuk memiliki sikap seorang pelayan yang rendah hati, mengasihi sesama, dan seorang pendoa syafaat melalui Paulus. Marilah kita menjadi seorang "Paulus" bagi sesama kita. 


Daftar Pustaka

SMP, Admin. "Periodesasi Zaman Batu Di Masa Praaksara." Direktorat SMP, 14 June 2022, ditsmp.kemdikbud.go.id/periodesasi-zaman-batu-di-masa-praaksara/#:~:text=Masa%20praaksara%20adalah%20sebuah%20masa. 

"Kepercayaan Zaman Purba (Pengertian Dan Contoh) | Zenius Education." Zenius.net, www.zenius.net/prologmateri/sejarah/a/905/kepercayaan-zaman-purba. 

Prinada, Yuda. "Perbedaan Animisme Dan Dinamisme: Sejarah, Pengertian, & Contohnya." Tirto.id, tirto.id/perbedaan-animisme-dan-dinamisme-sejarah-pengertian-contohnya-garT. 

Maarif, Syamsul Dwi. "Sejarah Zaman Perunggu: Ciri-Ciri, Hasil Kebudayaan, & Peninggalan." Tirto.id, tirto.id/sejarah-zaman-perunggu-ciri-ciri-hasil-kebudayaan-peninggalan-gr6K.

Kerjasama, Biro Humas, Hukum dan. "Pemerintah Jamin Perlindungan Kebebasan Beragama." Web.kemenkumham.go.id, www.kemenkumham.go.id/berita-utama/pemerintah-jamin-perlindungan-kebebasan-beragama#:~:text=Hak%20kebebasan%20beragama%20juga%20dijamin 

"Kebebasan Beragama Atau Berkeyakinan Di Indonesia." LBH "Pengayoman" UNPAR, 29 Sept. 2021, lbhpengayoman.unpar.ac.id/kebebasan-beragama-atau-berkeyakinan-di-indonesia/ 

Situmorang, Victorio H. "Kebebasan Beragama Sebagai Bagian Dari Hak Asasi Manusia." Jurnal HAM, vol. 10, no. 1, 19 July 2019, p. 57, 10.30641/ham.2019.10.57-67.

N, Oleh, and ang Hermawan. "Menjaga Kerukunan Umat Beragama." Tniad.mil.id, 26 Nov. 2015, tniad.mil.id/menjaga-kerukunan-umat-beragama/ 

Strategi Dan Kebijakan Untuk Mewujudkan Dan Memelihara Kerukunan Umat Beragama -- Badan Kesbangpol. kesbangpollinmas.klungkungkab.go.id/

"Sinode Gereja Kristus Yesus - Penyembahan Berhala." Www.gky.or.id, www.gky.or.id/gema.jsp?gemaId=557&title=Penyembahan%20Berhala

"Apakah "Tujuh Dosa Yang Mematikan" Itu Memang Ada Di Alkitab?" JW.ORG, www.jw.org/id/ajaran-alkitab/pertanyaan/tujuh-dosa-yang-mematikan/

"Apa Peran Roh Kudus?" Www.churchofjesuschrist.org, www.churchofjesuschrist.org/study/youth/learn/ap/godhead/roles?lang=ind

"Ciri Ciri Orang Kristen Yang Bertumbuh." IEC Los Angeles, 12 Mar. 2018, www.gii-usa.org/lax/ciri-ciri-orang-kristen-yang-bertumbuh/

Accessed 15 Nov. 2022.

Alkitab: Filipi 1:1-11 

Gunawan, Restu, Amurwani Dwi Lestariningsih, dan Sardiman. (2017) Sejarah Indonesia Kelas X Untuk SMA/MA/SMK/MAK. Kurikulum 13 Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun