Mandilah resah dan gelisah
Buang segala gundah
Jadikanlah rintikmu berkah seperti mantra para penyihir yang menghipnotis orang-orang
Terdengar hujan kian menderas
Pertanda melepas takdirnya
Aku tersenyum kecut memandangmu yang masih bergelut rindu di atas kopi hujan dan masa lalu
Hingga kopiku dingin dan hambar saat rekah wajahmu memancar
Ada tetesan darah menetes di atas bibirmu
Tersudut aku dalam renjana waktu
Kutertidur tanpa tahu hari, sudahkan berlalu meruang dan wewaktu
Atau justru diri ini yang tak tahu malu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!