Memang spot foto di objek wisata ini banyak. Pengunjung bisa berswafoto di atas jembatan. Banyaknya gasebo dengan latar belakang hijaunya hutan pinus. Memungkinkan pengunjung untuk foto, selain untuk berteduh.
"Pak itu bebek ya," seru Deny tamu saya secara tiba-tiba membuat saya kaget sejenak. Lalu, saya lihat sepasang burung Blibis (itik liar) seukuran burung merpati, sedang terbang pindah tempat. Mungkin sepasang itik liar itu terusik oleh kedatangan kami saat kami mendekati pinggir kolam sebelah Barat.
Blibis ini mengingatkan saya pada danau Linow yang tak jauh dari tempat ini. Banyaknya itik liar di Linow menjadi daya tarik wisatwan, apalagi saat rombongan itik liar itu terbang dari ujung ke ujung.
"Di manakah tempat pemandiannya?" tanya Deny yang terobsesi dengan "onsen" atau pemandian air panas alami di Jepang. Onsen di Jepang menjadi tujuan wisata populer dan merupakan bagian dari budaya Jepang.
Fasilitas pedestrian, pilar-pilar jalan setapak, gasebo dan beberapa rumah di objek wisata air panas belerang Lahendong, Tomohon ini memang sudah didesain ala di Jepang. Tak heran kalau pengunjung, terpikir dengan "onsen" pemadian air panas alami seperti di Jepang.
Untuk menemukan tempat pemadian air panas, saya lalu menuju ke bangunan rumah di sebelah Selatan. Ketika pintu rumah itu saya buka, tampak kolam pemandian dengan air sedikit kekuningan di bagian dalamnya.
Pemanfaat air panas belerang sebagai pemadian alami, masih belum kelihatan maksimal. Memang sudah ada bak penampungan air panas. Di rumah itu sudah ada tempat bilas, tapi belum berfungsi dan hanya seperti pancuran.