Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Berkegiatan di Hari Tua yang Produktif, Butuh "Passion"

10 Agustus 2021   21:13 Diperbarui: 11 Agustus 2021   04:03 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Selama kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bergerak ya bergeraklah. Jangan malah diam. Karena diam itu, sumber penyakit. Nikmatilah hidup di hari tua ini dengan lebih produktif. Pensiun hanya saat saja yang dialami oleh orang di hari tuanya"

Om mBuds, begitulah panggilan akrabnya. Padahal nama keren, Budi Setiawan. Bapak satu anak ini, orangnya humoris. Ngobrol dengan dia, tak ada rasa bosan. Makin lama, makin menarik apalagi ditemani dengan secangkir kopi.

Teman-teman saya mengakui, om mBuds ini sangat suka membuat lawan bicara harus tertawa atau paling tidak tersenyum di sela-sela topik pembicaraan yang serius.

Saking seringnya bertemu, saya hafal jargon lucunya. Om Mbuds mengandalkan konten humornya dengan cara menggunakan "plesetan"  kata. Seperti ini, "Tak kenal maka tak apalah", "Air susu dibalas dengan kopi hitam, ya kopi susu deh".

Kalau sudah melucu di hadapan teman-teman atau di grup WA, Om mBuds lupa kalau sudah tua. Meski rambutnya sudah tidak diperkenankan tumbuh, ia menganggap botak salah satu solusi pesiun. Hemat sampo untuk keramas, katanya.

Kambing Merino (dokpri)
Kambing Merino (dokpri)

Bahkan, tanpa makan gaji bulanan dari kantor perusahaan ekspedisinya, ia tampil santai dan bersikap mengalir saja.  

Bukan tanpa sebab, ia menghadapi hidupnya di usia 60 tahun ini dengan santai. Ia punya "mainan baru". Dan mainan barunya itu ia tekuni dengan rasa senang.

"Mainan saya di kandang. Beternak, dan kunci dasarnya adalah punya passion. Tanpa passion, beternak hanya dirasakan sebagai  beban. Jadi, kalau ada passion berarti ada kebahagian" ungkap om mBuds, pemilik pertenakan domba kambing Amrih Ngrembaka Farm yang berlokasi di Gunung Pati, Semarang.

Ide awalnya iseng

Pada suatu ketika, teman-teman SMA punya ide untuk beternak Sapi dengan cara "titip uang". Salah satu teman diberi tugas untuk mencari sapi dan kemudian merawat dan mengembangbiakkan sapi.

"Seiring dengan usaha ternak sapi itu, saya tertarik membeli lahan di sekitar kandang sapi. Saat itu lahan yang saya beli sebuah kebun yang ditumbuhi pohon durian dan semak belukar. Lalu saya kepikiran, bagaimana caranya lahan ini bisa produktif" kisah Om mBuds.

Om Mbuds (dokpri)
Om Mbuds (dokpri)

Di satu sisi peternakan sapi dengan cara "titip uang" yang dikelola salah satu teman SMA, ternyata gagal di jalan. Selain manajemennya kurang baik, juga karena naik turunnya harga sapi yang tidak menentu pada saat itu.

"Saya lalu punya ide beternak domba dan kambing di lahan yang saya beli. Awalnya hanya satu petak yang saya buat kandang. Dalam satu kandang saya isi sekitar 60 ekor kambing. Dalam satu tahun ternyata berkembangbiak dengan baik. Sekarang jumlah domba kambing saya ada 200 ekor lebih" lanjut om mBuds.


Lebih Fokus pada Breeding

Breeding itu usaha pengembangbiakan hewan ternak yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan. Biasanya hasil keturunan yang diinginkan adalah yang memiliki mutu genetik lebih baik dari generasi sebelumnya sehingga dalam breeding terdapat berbagai unsur yang sangat kompleks dan sistematis yang harus diperhatikan.

"Tahun berikutnya beberapa kambing, saya jual pada saat Idul Korban, ya karena banyak permintaan. Setelah terjual, saya kaget melihat kandang saya kok hampir kosong. Lalu, saya segera beli anakan. Tapi, setelah dihitung-hitung, harga anakan tenyata lebih mahal. Pengalaman inilah yang membuat saya harus berpikir tentang apa fokus ternak saya selanjutnya" kenang om mBuds.

Ada tiga fokus dalam beternak domba kambing. Breeding (pengembangbiakan) atau Milking (ambil susunya) atau Fattening (penggemukan). Lebih baik fokus pada salah satu saja.

Kambing Etawa (dokpri)
Kambing Etawa (dokpri)

Om mBuds memutuskan fokus peternakanya adalah bredding. Bukan fattening atau milking. Tujuannya, memperbaiki atau memberi nilai lebih dari domba-domba lokal. Menghasilkan bibit domba yang unggul dengan cara "crossing" antara jantannya yang super dengan domba indukannya yang super.

"Untuk breeding, harus berpikir panjang. Panjang dalam memberi pakan. Pajang modalnya. Pajang perawatannya. Pajang dapat hasilnya. Tapi ya harus "dilakoni" dengan senang" imbuhnya.

Jenis domba kambing yang diperlihara di peternakannya adalah jenis Boer, Etawa, Marino dan crossingan kambing jantan super (kambing lokal Garut dengan Boer).

"Orang datang ke peternakan saya untuk beli bibit bukan beli daging" kunci om Mbuds.

Menyusui Anak Kambing dengan hati (dokpri)
Menyusui Anak Kambing dengan hati (dokpri)

Harus Punya Passion

Beternak domba kambing itu sebuah kehidupan yang didasari dengan semangat "ora et Labora" (berdoa dan bekerja). Manusia sudah berusaha, Tuhanlah yang menentukan. Dalam setiap pekerjaan, terkandung doa dan usaha. Atau sebaliknya.

Karena itu, beternak harus punya "passion". Dengan dilandasi rasa senang, maka beternak itu akan dikerjakan dengan sepenuh hati dan sebaik mungkin. Tanpa itu, bisa jadi gagal.

"Merawat kambing itu berarti memberi tempat yang nyaman kepada kambing dengan lingkungan yang bebas bising, bersih dan sehat. Bahkan soal makan, saya lebih mengutamakan kambing daripada saya sendiri. Prinsip saya, kambing domba saya harus makan dulu. Ini karena saya punya rasa sayang pada kambing domba saya" tegas om Mbuds.

Fokus ke Breeding (dokpri)
Fokus ke Breeding (dokpri)

Tak hanya memberi makan. Merawat juga penting. Memperhatikan saat kambing makan. Apakah ada kambing yang tidak mau makan? Apakah yang tidak mau makan itu sedang sakit?  Itulah arti merawat.

"Membantu melahirkan. Kemudian membersihkan muka anak kambing sampai mampu berdiri, dan mampu menyusui, itu termasuk  memberi imunitas pada anak kambing yang baru melahirkan. Setelah itu baru dipisahkan dari induknya" cerita om Mbuds sambil mengenang masa kecilnya yang suka memelihara hewan seperti ayam, burung puyuh, dan kelinci di desanya di bawah kaki Gunung Merapi.

"Selama kita diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bergerak ya bergeraklah. Jangan malah diam saja. Karena diam itu, sumber penyakit. Nikmatilah hidup di hari tua ini lebih produktif. Pensiun hanya saat saja, saat yang dialami oleh orang di hari tuanya" pungkas Om Mbuds.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun