Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengejar Gerhana Bulan Total dan Menatap "Super Blood Moon"

28 Mei 2021   17:45 Diperbarui: 31 Mei 2021   12:00 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Binokuler dan teleskop bisa juga dipakai untuk mengamati obyek langit dari balik teropong. Jika sekolah memiliki teleskop, minta bimbingan Guru Astronomi bagaimana cara menggunakan teleskop untuk pengamatan benda di langit, terutama pada malam hari.

Fenomena Gerhana Bulan Total yang dibarengi dengan Super Blood Moon (Bulan Merah Super) menjadi perhatian siswa saya. Terutama siswa yang bergabung dalam Klub Astronomi dan siswa yang telah terdaftar sebagai peserta Kompetisi Sains Nasional (KSN-K) tingkat Kota/Kabupaten tahun 2021.

Menurut jadwal, seleksi KSN-K akan dilaksanakan pada tanggal 2-4 Juni 2021. Jika lolos di tingkat Provinsi, siswa akan mengikuti KSN (Kompetisi Sains Nasional) pada tanggal 6-11 September 2021. Karena masih pandemi, seleksi akan dilaksanakan dengan menggunakan protokol kesehatan Covid-19.

Mengarahkan ke Bulan di sebelah Tenggara (Dokumentasi Pribadi)
Mengarahkan ke Bulan di sebelah Tenggara (Dokumentasi Pribadi)

Rabu (26/5/2021) sore, saya dan beberapa siswa, yang sedang menjalani training persiapan untuk mengikuti Kompetisi Sains Nasional (KSN-K) tingkat Kota/Kabupaten, berkumpul di Mount Lokon Observatory (MLO) milik sekolah kami, SMA Lokon, Tomohon, Sulawesi Utara.

MLO, salah satu fasilitas yang dimiliki SMA Lokon, adalah kubah astronomi yang dibangun di lantai 3 dan di dalam kubah tersedia teleskop otomatik Meade LX-200 GPS serta teleskop manual jenis Hunter yang didatangkan dari Australia. Untuk teleskop manual, kami menggunakan "Sky-Watcher".

Sore itu, keberadaan bulan ada di atas pegunungan Masarang, Tomohon. Dari posisi kubah MLO, bulan berada di arah Tenggara. Bayangan kurva gelap mulai bergerak untuk mencaplok bulan secara perlahan sedikit demi sedikit.

Bersama Siswa Klub Astronomi KSN (Dokumentasi Pribadi)
Bersama Siswa Klub Astronomi KSN (Dokumentasi Pribadi)

Fridka, salah satu siswa IPA, bertanya tentang proses terjadi gerhana bulan total.

Mario, guru Astronomi, menjelaskan bahwa "Bayangan bumi menutup seluruh permukaan bulan, itulah peristiwa gerhana bulan. Posisi bumi saat itu berada pada satu garis lurus yang sama di antara matahari dan bulan. Dalam situasi itu, sinar matahari terhalang mencapai bulan karena bumi menutupinya."

Lalu, untuk lebih jelasnya mengutip dari Wikipedia. Gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Namun, karena kemiringan bidang orbit Bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5 derajat, maka tidak setiap oposisi bulan dengan matahari akan mengakibatkan gerhana bulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun