Presiden Soeharto meresmikan kota buatan PT Freeport Indonesia pada tanggal 5 Desember 1995. Konon, Kuala Kencana dibangun untuk pemukiman warga expatriat dan pimpinan yang bekerja di Freeport. Luas kota ini mencapai 511km2. Selain tempat ibadah, dibangun juga fasilitas sekolah (YPJ), golf, supermarket, dan spot makan.
"Ya, kita berhenti di alun-alun untuk foto-foto" jawab saya saat Mikael, driver kami bertanya (17/5/2019). Alun-alun Kuala Kencana memiliki sejuta pesona. Tak heran, pendatang sering berfotoria di sini dengan latar belakang monumen pekerja tambang yang dihiasi air terjun.
Tak hanya itu, di sekitar alun-alun itu ada Hero Supermarket. Untuk belanja di Hero, masuknya harus menggunakan ID Card (karyawan Freeport). Kebetulan kami bertemu dengan alumni Lokon yang bekerja di situ dan ID Cardnya kami pinjam.
 "Yang sering banyak dicari di Hero, adalah coklat yang diimport dari Australia dan Swedia. Dulu setiap orang bebas masuk, tapi sekarang dibatasi karena ada yang borong coklat lalu dijual lagi di Timika dengan harga lebih mahal. Sejak itu, yang ingin belanja di Hero Kuala Kencana, wajib menggunakan ID Card" cerita Eva, alumni Lokon yang bekerja di Americant Restaurant samping supermarket.
2. Gereja Katedral Tiga Raja
Destinasi wisata berikutnya di Timika adalah Katedral Tiga Raja. Entah bagaimana ceritanya mengapa tempat ibadah umat Katolik ini masuk dalam destinasi wisata.
Kemegahan bangunan dan arsitektur gereja ini menjadikan alasan gereja ini kini disebut warga sebagai salah satu ikon kota Timika.
3. Pasar Gorong-gorong
"Kalau mau beli Keraka (Kepiting) di pasar tradisional Gorong-gorong. Masih fresh dan murah. Masyarakat di situ menjual udang, aneka macam ikan, sayuran dan buah yang masih fesh. Bahkan sagu (tumang), ubi juga ada. Kebanyakan yang berjualan di situ mama-mama dari Suku Kamoro" cerita Desy kepada kami saat ditanya di mana beli Keraka untuk oleh-oleh.