Bagi saya masakan mangut sudah saya kenal sejak kecil. Ibu saya pandai membuat masakan berupa mangut dengan bahan bervariasi. Kadang ikan lele, belut, iwak pe (pari), manyung, atau kakap merah. Yang saya sukai kalau ibu saya masak mangut ikan pe. Saya suka karena rasa bumbunya sering menggoyang lidah dan pedasnya lama hilang.
Keringat yang mengucur dari dahi hingga leher menjadi indikator, betapa sedap dan nagihnya mangut itu. Kalau menyantap mangut, saya tak pernah pakai sendok, alias pakai tangan. "Sadap butul" kata orang Manado.
Proses memasak Mangut Ndas Manyung, tidak terlalu sulit. Setelah ikannya dibersihkan lalu dikukus supaya bau amisnya hilang.
"Tumis dulu rempah-rempahnya seperti bawang merah, bawang putih, sereh, daun jeruk, kencur, kunyit, cabe merah, daun lengkuas, daun salam. Kalau ada blimbing wuluh makin enak" ujar kakak saya.
Setelah ditumis, diberi garam, gula, bumbu masakan, dan santan secukupnya hingga mendidih lalu baru dimasukkan ndas manyung dan dikukup. Jangan lupa diberi tambahan seperti tahu, tempe, ketimun krai supaya makin sedap. Aduk-aduk hingga merata.
"Ayo makan mangut ndas manyung. Sudah siap disantap rame-rame. Pakai tangan saja makannya lebih seru," ujar kakak saya sambil memberikan aba-aba untuk segera makan siang. Tak hanya itu es teler siap menemani untuk penutup makan siang saya.
Sambil diskusi saya menyarankan ke kakak saya lain kali agar mangut terasa rempahnya, bisa ditambah dengan irisan jahe merah dan kemangi. Saya teringat "woku Manado" yang rempah-rempahnya nendang di mulut karena daun kemangi dan jahe merahnya.
Salam kuliner. Salam wisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H