Seekor Komodo yang tadi kami lihat di bawah bangunan, kembali dipaksa "bangun" agar kami bisa melihat sosok reptil purba ini. Salah satu ranger mengusik sang dragon dengan tongkat kayunya. Karena terusik, sang dragon bergerak dan kami mundur mengambil jarak aman. Tontonan itu tak berlangsung lama, karena sang dragon pindah tempat ke lebih dalam di kolong bangunan.
Setelah sekitar satu jam lebih, kami meninggalkan Pulau Komodo yang dihuni oleh 2 ekor komodo sesuai dengan yang kami lihat. Bayangan populasi Komodo yang berkeliaran di pulau, dengan wajahnya yang sangat purba, tak terwujud karena saat itu kami sedang tidak beruntung.
Karena tak melihat banyak komodo di pulau Komodo, disarankan untuk mengunjungi Pulau Rinca. Tapi pulau ini tidak termasuk dalam daftar trip kami.
Rasa kecewa selama di Pulau Komodo terobati ketika kapal mendekati spot pasir timbul yang terkenal disebut Taka Makasar. Pasirnya yang putih dan air laut di sekitarnya yang berwarna hijau tosca, mendorong kami untuk turun menuju ke pasir timbul. Tak hanya itu, dengan leluasa beberapa orang dari rombongan kami, menikmati "under water" dengan snorkling.
Siang itu, beberapa rombongan sama-sama berhenti di sekitar Taka Makasar. Ada yang jalan-jalan hingga di tengah pasir timbul ada juga yang berenang dan snorkling. Suasana siang itu tampak ramai oleh banyaknya wisatawan.
Bergegas mereka turun dari kapal sambil menggunakan peralatan snorkling berenang melihat cumbuan ikan pari manta yang berenang ke sana ke mari, seolah menghibur para wisatawan. Keseruan terjadi ketika rombongan ikan pari Manta melintas di antara kerumunan para wisatawan yang sedang berenang. "Lebih puas lagi kalau diving" kata bro Ari.