Lalu lintas di sepanjang jalan Pajajaran, Bandung, pagi itu (3/7) belum tampak padat. Bus malam yang saya tumpangi dari Semarang, berhenti di jalan itu untuk menurunkan penumpang terakhir, termasuk saya dan kakak serta adik saya.Â
Kami bertiga ke Bandung untuk menengok adik saya yang kabarnya sedang sakit, tetapi belum jelas apa penyakitnya. Â
Melalui aplikasi RedBus di hape saya, saya mendapatkan tiket bus malam pada malam hari sebelum berangkat besok sorenya. Ini pengalaman saya pertama pesan tiket bus secara online. Ternyata mudah dan tidak ribet.Â
Singkat kata, kami tiba di rumah adik saya di daerah Setiabudi. Meski sakit, syukurlah adik saya masih bisa berjalan dan masih bisa mengantar kami jalan-jalan berwisata di Bandung. Oh ya, lokasi rumah adik saya itu dulu berada di belakang Rumah Sosis. Tetapi sekarang Rumah Sosis itu sudah tidak ada lagi dan bekasnya sekarang didirikan "Amazing Art World". Â
"Misel ama Vidal sudah pernah ke situ belum?" tanya saya kepada keponakan saya. Mereka serentak menggelengkan kepala hampir bersamaan. "Kalau begitu, antar Pakde dan Bude ke Amazing ya?" Lanjut saya. Lalu, kedua keponakan saya tampak girang.Â
Untuk menuju ke museum 3D itu sangat mudah. Dari kota Bandung arahnya menuju ke Terminal Angkot Ledeng dan ambil jalan menuju ke Lembang. Tak jauh dari terminal itu, di sebelah kiri akan terlihat tulisan warna merah ukuran besar, "Amazing Art World". Tempat parkirnya cukup luas dan lapang.Â
Harga tiket untuk hari Senin-Jumat, kategori umum Rp. 100.000,- untuk kategori pelajar Rp. 80.000,- Hari Sabtu-Minggu, Rp. 130.000,- (umum) dan Rp. 100.000 (pelajar).Â
"Di museum ini, kami suguhkan 6 galery, 13 zona dan 150 Photo Spot. Setiap zona memiliki tema sendiri-sendiri. Selain menikmati keindahan lukisan, bapak ibu dan adik-adik bisa foto-foto di situ. Namun, ada syaratnya sepatu, sandal atau alas kaki lainnya harus dilepas, dan dimasukkan ke dalam keranjang selain aman agar tidak tertukar oleh rombongan lainnya" jelas petugas di pintu masuk dengan ramah.Â
Setelah mencopot alas kaki, kami masuk ruang pertama yang langsung di hadapkan pada lukisan tiga dimensi yang sangat indah dan menarik. Tak hanya itu, Misel dan Vidal menarik tangan saya untuk minta difoto. Kompak kamera yang saya bawa, langsung bekerja. Berkali-kali shutter saya tekan untuk mendapat foto yang bagus sesuai dengan lukisannya. Â