"Segar sekali minum air kelapa, apalagi makan daging muda kelapa yang terasa gurih di mulut," spontan saya setelah menyeruput air kelapa muda dan membasahi tenggorokan kering saya. Sementara istirahat minum air kelapa muda, saya mendatangi papan peringatan yang ditancapkan di pinggir pantai. Papan peringatan ini dibuat oleh masyarakat pemangku adat "Tiga Tungku" kampung Friwen untuk pengunjung yang melakukan aktivitas snorkelling, tamasya, dan piknik.
![Papan Peringatan (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1725-jpg-5a2b2724cf01b45b951175a3.jpg?t=o&v=555)
![Bergaya dulu (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1822-jpg-5a2b274a2a582357d674e372.jpg?t=o&v=555)
Hampir dua jam kami rekreasi di Pantai Friwen. Setelah itu kami pulang ke penginapan di Waisai, Pulau Waigeo. Sore hari kami menyempatkan diri city tour di Waisasi. Selain melihat Bandara Udara Marinda Raja Ampat, kami sempat berhenti di Batu "Wajah Manusia". Batu unik ini terletak di pinggir jalan menuju ke bandara. Tekstur lekukan batu kars besar ini mirip wajah manusia kalau di lihat agak jauh. Sungguh menarik untuk ditonton.
![Bandara Udara Raja Ampat (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1844-jpg-5a2b2675dd0fa85af049fb12.jpg?t=o&v=555)
![Waiwo (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1778-jpg-5a2b2699ab12ae5db6565784.jpg?t=o&v=555)
Begitulah rute trip ke Raja Ampat kami. Semua keindahan dan kebersihan ari laut Raja Ampat masih membekas dan tak mudah untuk dilepas dari dalam memori kami hingga sekarang. #Lautkubebassampah. Rute trip kami: Manado - Sorong -- Waisai -- Wajag -- Piaynemo -- Arborek -- Friwen -- Waiwo -- Marinda -- Waisasi -- Sorong -- Manado.
Salam KOTEKA!