Masih di sekitar Raja Ampat. Siang itu (18/6), terik matahari tak lagi menyengat seperti saat di Arborek. Bagaimana warga Kampung Wisata Arborek menjaga laut tetap bersih, akan kami kenang terus.
"Pasir Timbul Raja Ampat tidak kalah cantiknya dengan Kampung Wisata Arborek," tiba-tiba Pak Sam memecah keheningan saat dalam pelayaran menuju ke rute trip selanjutnya. Asyik, batin saya. Betapa tidak. Begitu mendengar Pasir Timbul, saya teringat pada pasir timbul di Belitung dan di Nain, Siladen. Kedua pasir timbul itu memang memukau. Bayangkan saja, di tengah laut muncul pulau pasir putih tanpa ada satu tumbuhan yang berdiri.
"Kita lihat nanti. Semoga air laut tidak pasang. Jika sedang pasang, ya pasir putihnya nggak timbul," ucap Pak Sam datar. Speedboat Om Papua, mulai memperlambat laju kecepatan dan berputar-putar mencari lokasi Pasir Timbul, tapi sejauh mata memandang, pasir putih itu tidak timbul-timbul. Yahhh, desah saya.
![Pantai Friwen (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1766-jpg-5a2b2465caf7db6cf305a532.jpg?t=o&v=770)
![Lepas bebas (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1708-jpg-5a2b2482caf7db5df33e04e5.jpg?t=o&v=770)
Saat kapal merapat di Pantai Friwen, keadaan tampak sepi. Tapi, begitu kedua kaki menginjakkan ke pasir, kelembutan pasir putihnya terasa "menggelitik" di antara jari jemari kaki. Memang lembut butiran pasirnya.
Tanpa aba-aba, Sabet dan kawan-kawan langsung berhamburan dan berenang di pinggir pantai dengan bebasnya. Lebih serunya lagi, di pantai itu, ada sebuah pohon besar dan salah satu cabang rantingnya menjorok ke pantai. Di bagian ranting pohon itu telah terpasang beberapa tali untuk bermain ayunan. Wah, seru nih mainan ayunan di sini. Setelah diayun, lalu menjatuhkan diri ke laut.
![Siap berayun (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1712-jpg-5a2b257f2a5823579c3e3f42.jpg?t=o&v=770)
![Remaja Jaman Now (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1702-jpg-5a2b25c45e13735e2b194c94.jpg?t=o&v=770)
Tak beberapa lama Yansen, Fretes, Sabet, Deni ikut mencoba seperti yang Holy buat. Begitu seterusnya dilakukan berulang-ulang secara bergantian. Tak lupa mereka berteriak saat melepaskan tali dan kecebur di air laut. Teriakan mereka. rupanya mengundang warga Friwen berdatangan sambil menjajakan minuman dan makanan ringan.
![Kano (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1746-jpg-5a2b26cc16835f667f55edc2.jpg?t=o&v=770)
![syik berkano (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1733-jpg-5a2b27012a5823591c535202.jpg?t=o&v=770)
Pantai Friwen, adalah di pulau kecil yang terletak di antara Pulau Arborek dan Pulau Waigeo. Meski tidak terlalu luas, tapi pulau ini berpenduduk. Bahkan tersedia homestay bagi wisatawan yang ingin menginap.
![Pulau Indah (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1685-jpg-5a2b2619dd0fa85b0a1c6882.jpg?t=o&v=770)
![Bermain dengan Kerang (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1770-jpg-5a2b26462a582357d5611a16.jpg?t=o&v=770)
"Segar sekali minum air kelapa, apalagi makan daging muda kelapa yang terasa gurih di mulut," spontan saya setelah menyeruput air kelapa muda dan membasahi tenggorokan kering saya. Sementara istirahat minum air kelapa muda, saya mendatangi papan peringatan yang ditancapkan di pinggir pantai. Papan peringatan ini dibuat oleh masyarakat pemangku adat "Tiga Tungku" kampung Friwen untuk pengunjung yang melakukan aktivitas snorkelling, tamasya, dan piknik.
![Papan Peringatan (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1725-jpg-5a2b2724cf01b45b951175a3.jpg?t=o&v=770)
![Bergaya dulu (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1822-jpg-5a2b274a2a582357d674e372.jpg?t=o&v=770)
Hampir dua jam kami rekreasi di Pantai Friwen. Setelah itu kami pulang ke penginapan di Waisai, Pulau Waigeo. Sore hari kami menyempatkan diri city tour di Waisasi. Selain melihat Bandara Udara Marinda Raja Ampat, kami sempat berhenti di Batu "Wajah Manusia". Batu unik ini terletak di pinggir jalan menuju ke bandara. Tekstur lekukan batu kars besar ini mirip wajah manusia kalau di lihat agak jauh. Sungguh menarik untuk ditonton.
![Bandara Udara Raja Ampat (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1844-jpg-5a2b2675dd0fa85af049fb12.jpg?t=o&v=770)
![Waiwo (dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/12/09/img-1778-jpg-5a2b2699ab12ae5db6565784.jpg?t=o&v=770)
Begitulah rute trip ke Raja Ampat kami. Semua keindahan dan kebersihan ari laut Raja Ampat masih membekas dan tak mudah untuk dilepas dari dalam memori kami hingga sekarang. #Lautkubebassampah. Rute trip kami: Manado - Sorong -- Waisai -- Wajag -- Piaynemo -- Arborek -- Friwen -- Waiwo -- Marinda -- Waisasi -- Sorong -- Manado.
Salam KOTEKA!