Secara geografis, Sulawesi Utara memiliki potensi
wisata alam pantai yang indah dan lengkap. Tak hanya terumbu karangnya yang masih terjaga baik, pesona pantai berpasir putih dan hitam juga banyak. Itulah mengapa, sering ada ungkapan yang mengatakan, orang gunung pesiarnya ke pantai, orang kota pesiarnya ke gunung. Ini maksudnya, karena orang kota kepanasan lalu cari tempat yang sejuk di pegunungan. Sementara orang gunung yang hari-hari kedinginan, cari tempat wisata di pantai yang hangat.
“Kalau pakai gazebo banyar berapa Om?” Tanya saya. Lalu dijawab per gazebo sewanya Rp. 100.000,- sampai selesai. Untuk tempat bilas dan mandi, per orang bayar Rp. 5.000,- Uniknya, restribusi ini tanpa pakai karcis alias swasta. Maksudnya, retribusi ini bukan dikelola oleh Pemerintah, tetapi sudah biasanya pemilik lahan atau rumah menarik uang masuk ke pantai, parkir dan sewa gazebo.
Asyiknya bermain di pantai | dokpri
“Hampir semua pantai di Pantura masih dikelola secara tradisional oleh warga. Tetapi kalau ada resortnya sudah beda lagi tarifnya” kata si Om Buang yang jaga rumah.
Saya sempat naik bukit kecil. Dari bukit itu, panorama pantai terlihat indah dan tampak Gunung Dua Saudara terlihat seperti mempercantik indahnya pantai Triple M. Semakin sore, semakin banyak pengunjung yang berenang di pantai karena sudah tidak terlalu panas.
“Sayangnya belum tersedia payung-payung pantai dan kursi untuk merebahkan badan sambil bersantai menikmati indahnya pantai. Banana boat belum ada. Hanya ada beberapa ban dalam yang bisa dipinjam sewa. Yah sayang, pantai ini belum dikelola dengan baik dan terpadu” komentar Chres sedikit kecewa.
Kebijakan pemerintah untuk mengoptimalkan pariwisata yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi rakyat, masih jauh dari harapan. Meski demikian, “bapontar” di Pantai Triple M hingga jelang sore menyenangkan. Keakraban, kekeluargaan dan kebersamaan di antara teman sekantor terasa membuncah di hati hingga kami mampu mensyukuri alam ciptaan-Nya dengan penuh damai.
Lihat Travel Story Selengkapnya