Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sensasi 'Kentucky Undur-undur' ala Pantai Glagah

10 Juli 2016   01:40 Diperbarui: 10 Juli 2016   04:43 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah melewati jalan Daendeles Pantai Selatan, Kulonprogo, DIY, mobil kami dihentikan oleh petugas. Memasuki kawasan Wisata Pantai Glagah, kami wajib membayar karcis masuk sebesar Rp. 1.500,- per orang. Retribusi mobil sebesar Rp. 3.000,- Itu tidak termasuk parkir mobil di setiap area pantai. Restribusi parkir untuk sepeda motor Rp. 1.000,- dan untuk mobil Rp. 5.000,-

Jumat siang (8/7/2016), kawasan Laguna Pantai Glagah sudah dipadati oleh pengunjung. Teriknya siang dan udara panas pantai, tak menyurutkan pengunjung untuk menikmati liburan lebaran kali ini. Tak heran kalau tempat parkir sudah penuh. Untung saat kami datang ada mobil yang keluar, sehingga mobil kami bisa parkir di kawasan laguna.

img-9317-jpg-578143841e23bd711599582a.jpg
img-9317-jpg-578143841e23bd711599582a.jpg
Tetibanya di kawasan wisata Laguna Indah, pantai Glagah, saya dan rombongan tertarik untuk naik perahu berputar mengelilingi laguna.

“Bayar berapa pak?” tanya saya kepada bapak petugas yang mengatur pengunjung naik perahu. “Gangsal Ewu (lima ribu), mas” jawab bapak petugas sambil meminta uang kepada rombongan pengunjung yang duduk di salah satu perahu. Saya dan rombongan menunggu datangnya perahu di dermaga yang terbuat dari rakit bambu. Tak lama kemudian kami naik perahu.

Satu perahu bisa dinaiki 15 orang dewasa. Jika diisi anak-anak bisa mencapai 20 orang. Bila tidak mau digabung dengan rombongan lain,bisa sewa perahu sendiri dengan harga Rp. 75.000,- satu kali putaran.

img-9290-jpg-578143b1a223bd0609a71bee.jpg
img-9290-jpg-578143b1a223bd0609a71bee.jpg
Kurang lebih 20 menit, perahu sudah balik ke dermaga. Hati merasa membuncah, setelah keliling menikmati indahnya laguna dengan naik perahu. Konon pada musim ombak tinggi pantai Selatan, aktifitas wisata di laguna indah ini dihentikan demi keselamatan pengunjung.

Tak jauh dari dermaga perahu, ada warung yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Kentucky Undur-undur Laut, begitulah tulisan yang terpampang di warung kecil itu.

img-9326-jpg-578143e5dc22bdc70c12c89f.jpg
img-9326-jpg-578143e5dc22bdc70c12c89f.jpg
“Monggo mas, dicicipi dulu sebelum membeli” sapa ibu pemilik warung saat saya dan rombongan mendekatinya. “Gurih, renyah dan krispi” ujar adik saya. “Silahkan dilihat proses pembuatan Kentucky Undur-undur Laut. Silahkan boleh kok dilihat” lanjut ibu itu seperti ingin sekali memamerkan kepada kami proses pembuatan dari masih utuh hingga digoreng siap saji. Apakah ini trik agar dagangannya laku? Entahlah.

img-9327-jpg-5781440d1e23bd7215995837.jpg
img-9327-jpg-5781440d1e23bd7215995837.jpg
Yang jelas dengan seksama saya mendekat untuk melihat proses pembuatan kentucky itu. Setelah dipisahkan dari cangkangnya lalu dibersihkan. Kemudian sebelum digoreng, undur-undur laut diaduk dengan dicampuri tepung bumbu untuk rasa gurihnya. “Rasanya seperti kepiting ranjungan ya” celoteh saya setelah mencicipi kentucky itu yang baru saja digoreng. “Berapa ini bu?” “Lima ribu saja” jawab ibu itu. Lalu adik saya membeli dua bungkus.

img-9331-jpg-578144421fafbdb206889dd8.jpg
img-9331-jpg-578144421fafbdb206889dd8.jpg
Wisata laguna pantai Glagah, Kulonprogo yang jaraknya sekitar 40 km dari Jogya atau 15 km dari Wates, menawarkan banyak macam wahana permainan. Selain naik perahu, anda bisa bermain perahu bebek mengelilingi sebagian laguna. Bagi anak-anak, tersedia beberapa kolam renang air tawar dengan membayar Rp. 5.000,- Di sepanjang pantai berpasir besi hitam, berkendaraan ATV menjadi pilihan jalan-jalan di pinggir pantai selain naik kuda.

Sedangkan kuliner, mainan, dan souvenir yang dijajakan oleh pedagang sepanjang jalan setapak menuju ujung pantai, begitu banyak dan aneka macam jenis. “Wah, sudah kayak pasar, ramai sekali. Untung sepanjang jalan setapak itu sudah diberi pelindung sehingga tidak terlalu panas dan berdebu” komentar Andre keponakan saya.

img-9349-jpg-578144721d23bd0d048b45b9.jpg
img-9349-jpg-578144721d23bd0d048b45b9.jpg
img-9354-jpg-5781448f719373e309074be2.jpg
img-9354-jpg-5781448f719373e309074be2.jpg
Sesekali terdengar suara peringatan dari polisi yang berjaga agar para pengunjung waspada terhadap tinggi dan derasnya ombak. Bahkan melarang pengunjung untuk mendekati ujung pantai yang dibatasi oleh beton pemecah ombak.

Segarnya air kelapa muda yang ditambah es dan gula merah, membasahi kerongkongan yang kering karena pengaruh udara panas pantai. Tak hanya itu, menyantap kuliner semakin menambah sensasi wisata di pantai Glagah. Karena masih ada objek wisata yang akan dikunjungi, maka kami pulang sebelum matahari terbenam. Padahal, banyak yang bercerita suasana sunset di di kawasan Laguna Indah pantai Glagah sangat eksotik. Tapi apa boleh buat, kami masih ada rencana untuk melanjutkan perjalanan ke objek wisata lain.

img-9347-jpg-5781450adc22bdd50b12c8cb.jpg
img-9347-jpg-5781450adc22bdd50b12c8cb.jpg
Selamar berkuliner. Selamat berwisata. Selamat lebaran. Salam Koteka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun