Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Mau Sehat? Datanglah ke Museum Tubuh

1 Maret 2016   15:51 Diperbarui: 2 Maret 2016   02:02 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pintu Masuk Museum Tubuh"][/caption]Mens sana in copore sano! “A sound mind in a sound body”.  Jika jiwa seseorang sehat, maka tubuhnya akan sehat. Begitulah arti pepatah kuno dalam bahasa Latin.

Korelasi antara tubuh dan jiwa itu sangat eksitensial. Saling terkait, saling terhubung bahkan merujuk pada sebab akibat. Semisal, badan sedang flu, maka aktivitas bekerja ikut terganggu. Komunikasi dengan sesama terkendala. Bahkan menciutkan rasa perasaan, sehingga membatasi diri untuk berkomunikasi dengan sesama karena sedang tidak enak badan.

Di kota Batu, Jawa Timur, terdapat objek wisata sekaligus menjadi wahana edukasi bagi siapa saja yang berkunjung ke lokasi itu. Liburan Januari (2016) yang lalu saya diajak oleh teman saya mengunjungi museum tubuh yang menurut catatan, museum tubuh manusia yang pertama di Indonesia. Tak hanya itu, untuk saat ini museum itu tergolong terbesar di Asia. Wouw…keren!

Apa keistimewaan dari “The Bagong Adventure Museum Tubuh”, begitu mereka menyebutnya, bagi warga yang berkunjung ke objek wisata itu? Nama Bagong dipilih dari tokoh pewayangan, karena Bagong dianggap lebih menonjol karena pintar, cerdik dan lucu dibandingkan temanya Gareng, Petruk, Semar.

Ini pengalaman saya saat berwisata edukasi ke Museum tubuh. Traveling di saat musim liburan sebenarnya asyik. Namun ketika tiba di lokasi, jangan harap mendapatkan pelayanan yang memuaskan. Ribuan wisatawan pada saat liburan itu, tumpah ruah memadati hampir semua objek wisata di kota sejuk itu. Untuk parkir di jatim Park 2 saja, kami terpaksa parkir di pekarangan rumah warga, gegara tulisan “Parkir Penuh” di pintu masuk. Dari parkir ke loket, terpaksa ngojek Rp. 10.000,- per orang.

[caption caption="Ginjal"]

[/caption]

Mulailah kami berpetualang ke Museum Tubuh. Teman saya bilang, “Saya beli, tiket paket spesial. Jatim Park 2 (Secret Zoo dan Museum Satwa) plus Museum tubuh ” .

“Untuk ke museum tubuh, harus naik shuttle bus” kata teman saya sambil menunjuk ke arah mobil  mirip kereta “odong-odong” yang sedang menanti penumpang di halaman parkir. Shuttle bus ini disediakan gratis untuk pembeli tiket terusan.

Shuttle bus itu berhenti di depan , “Eco Green Park”, wahana wisata yang khusus untuk binatang-binatang yang dipelihara. Kami sempat kebingungan, karena tujuan kami ke museum Tubuh. Seorang petugas dengan seragam Jatim Park mempersilahkan kami untuk pindah ke mobil Elf. Ternyata ada beberapa pengunjung yang juga mengalami kebingungan seperti kami.

Tetiba di museum tubuh, kami disambut oleh bangunan kepala Bagong yang mulutnya terbuka dan sekaligus menjadi pintu masuk para pengunjung. Tak terlihat bekas kebakaran (17/01/2015) pada atap museum akibat percikan api dari kegiatan pengelasan. Rasa was-was muncul seketika saat memasuki mulutnya si Bagong mengingat kebakaran itu.

“Lihat denah rute adventure yang nempel di dinding itu ya, sebelum masuk supaya kita tidak tersesat” ucap saya kepada teman dan yang lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun