“Orang yang pertama kali menyatakan bahwa di Sulawesi Utara memiliki potensi energi panas bumi adalah Alfred Russel Wallacea yang dimuat di “The Malay Archipelago” (1890), Chapter 13: Sulawesi 1859. Atas dasar itu, energi panas bumi di Sulut dikembangkan dan dimanfaatkan” lanjut Kepala Pusat Penelitian panas Bumi Fakultas Teknik UGM, sekaligus tenaga ahli panas bumi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Dr. Kusmono dan Dr. Himawan Tri Bayu MP menyatakan bahwa berdasarkan potensi energi panas bumi di Indonesia berkapasitas 28.617 MWe, pemanfaat langsung energi panas selain pembangkit listrik juga bisa dimanfaatkan untuk pemanasan dan pendingin ruangan, permandian, kolam renang dan balneology (pemanfaat air panas untuk kesehatan seperti penyakit kulit); pemanasan rumah kaca, aquaculture, pengeringan ikan, pariwisata.
[caption caption="Foto Bersama Para Peserta dan Narasumber"]
Tanya Jawab
Salah satu siswa bertanya tentang semburan lumpur panas di Tondangow yang meresahkan warga di sekitar. Warga berangapan ini seperti lumpur Lapindo. “Itu bukan seperti Lapindo, tetapi yang benar adalah itu manifestasi dari semburan panas bumi berupa uap. Lumpur yang terlihat itu merupakan percampuran uap panas yang terkena tanah lembek di sekitarnya. Tapi semua sudah teratasi dan sekarang bisa dicek semburan itu sudah mengecil” jawab Ibu Pri Utami.
[caption caption="Taman Pendidikan Panas Bumi di Lahendong, Danau Linow"]
Anak muda masih merasa “takut” dengan panas bumi padahal energi panas bumi mengatasi masalah kelistrikan di Sulawesi Utara yang sering padam. Dengan kata lain, ke depan pemuda Indonesia harus paham dan mengerti apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi.
[caption caption="Kepsek SMA Lokon berjabat tangan dengan Wakil Rektor UGM"]
Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia memiliki kandungan panas bumi yang besar, bahkan 40 persen potensi panas bumi dunia terdapat di Indonesia. Sumber-sumber energi panas bumi itu tersebar di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua.
"Saya ingin kita segera keluar dari ketergantungan pada energi fosil dengan langkah nyata memanfaatkan cadangan panas bumi," tegas Presiden saat memberikan sambutan pada pembukaan Pameran dan Konvensi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan Geothermal, Rabu (19/8) di Jakarta.