[caption id="attachment_266850" align="alignnone" width="600" caption="Payung dan Kursi Malas (Foto: trilokon)"][/caption]
“Cari payung Pak?” tegur Pak Wayan dari warungnya. “Silahkan istirahat dulu, boleh sambil minum air Kelapa Muda” lanjutnya menyapa kami dengan ramah sehingga langkah kaki berhenti di depan warungnya.
Penasaran atas sapaan itu, saya dan teman-teman kemudian singgah di warungnya sambil mencari minuman dingin pembasah dahaga yang kering oleh teriknya mentari siang. Kami pun sempat berkenalan dengan pemilik warung yang dijaga oleh pasutri dan kemudian kami ketahui bernama Wayan.
[caption id="attachment_266857" align="alignnone" width="600" caption="Pengunjung dan Kano (Foto: Trilokon)"]
“Kok tadi bilang payung, maksudnya apa ya Pak?” tanya saya memberanikan diri setelah softdrink dingin membasahi tenggorokan. “Ohhh, itu payung yang di pinggir pantai dengan kursi panjangnya untuk berbaring” jelas isteri Pak Wayan. “Berapa kalau sewa?” “Cuma Rp. 50.000,- dan silahkan pakai sepuasnya” ujar Bu Wayan berharap payung miliknya disewa.
[caption id="attachment_266851" align="alignnone" width="600" caption="Pedesterian Sepanjang Pantai (Foto: trilokon)"]
Setiap payung dilengkapi dengan 2 buah kursi untuk berbaring. Sepanjang pantai Pendawa dihiasi dengan payung-payung berikut kursinya. Hamparan pasir putih membentangdan terasa lembut di kaki. Eloknya pantai, makin nyata ketika kejernihan air laut dengan warna biru bergradasi hijau tosca dan biru dongker, makin menggoda setiap pengunjung untuk berwisata di sini.
Pantai Pendawa, Kukuh, Kuta Selatan, Bali Selatan, tak hanya menawarkan payung dan kursi pantainya saja. Terlihat perahu –perahu kano yang dilengkapi dengan baju pelampung berwarna orange menyolok, dipajang sejajar dengan payung-payung pantai.
[caption id="attachment_266859" align="alignnone" width="600" caption="Pantai Pandawa dari Jalan Masuk (Foto: trilokon)"]
Pemandangan indah pantai Pendawa ini seakan-akan menutupi gubuk-gubuk reyot milik petani rumput laut. Konon, sebelum pantai Pendawa ini “diresmikan” oleh Menteri Pariwisata (akhir Desember 2012) sebagai new destinasi wisata baru di Bali, pantai ini menjadi tempat pengembangan dan penghasil rumput laut terbesar di Bali.
[caption id="attachment_266852" align="alignnone" width="600" caption="Alih Profesi Petani Rumput Laut (Foto: trilokon)"]
“Sekarang petani rumput laut beralih profesi dengan membuka warung makanan dan minuman serta menyewakan payung kursi dan perahu kano kepada wisatawan. Di “bale bengong” sana ada yang menawarkan spa pijat dan jualan souvenir, pakaian pantai, topi” jelas Pak Wayan sambil mengisap rokoknya dalam-dalam.
[caption id="attachment_266862" align="alignnone" width="600" caption="Bale Bengong Untuk Spa Pijat (Foto: trilokon)"]
Pantai Pendawa ini dikelola oleh Tim Penataan Kawasan Pantai Kukuh (TP.KPK 2012) yang intinya mengatur segala pungutan seperti parkir kendaraan dan pungutan pengunjung. “Wisman dikenai pungutan Rp 5.000,- dan wisnu sebesar Rp 2.000. Untuk parkir kendaraan ada tiga kategori. Sepeda Motor Rp 2.000,- Mobil Rp 5.000,- Bus Rp 10.000,-“ jelas petugas parkir ketika mobil akan bergerak meninggalkan kawasan pantai ini.
[caption id="attachment_266853" align="alignnone" width="400" caption="Tarif Perdes Untuk Parkir dan Pengunjung (Foto: trilokon)"]
TP. KPK juga mengeluarkan pengumuman bagi siapa saja untuk tidak melakukan aktivitas berupa, shooting iklan komersial, FTV, Sinetron, Film dan foto prewed, iklan, dokumenter, kegiatan party tanpa seijin pemerintah desa Kukuh.
[caption id="attachment_266854" align="alignnone" width="600" caption="Pengumuman (Foto: trilokon)"]
Meski pantai Pendawa ini masih tergolong destinasi wisata baru, namun siang itu saya melihat banyak turis sedang menikmati keindahan pantai dengan berenang. Beberapa berbaring di bawah payung sambil membaca buku. Sementara wisatawan domestik lebih banyak foto-foto dan makan minum di warung ketimbang berenang di laut.
[caption id="attachment_266856" align="alignnone" width="600" caption="Pintu Masuk ke Pantai Pandawa, Pangkas Gunung (Foto: trilokon)"]
Oh ya.Akses jalan menuju ke pantai Pendawa, menurut saya, cukup eksotik. Pengunjung harus melewati jalan yang kanan-kirinya tebing kapur. “Pegunungan kapur dibelah untuk jalan” kata teman saya yang mengantar rombongan kami ke pantai Pandawa. Kami berhenti di ujung tebing dan mengabadikan lanskap pantai dari atas dengan kamera yang selalu saya bawa kemana pun saya pergi selama liburan sekolah ini.
[caption id="attachment_266855" align="alignnone" width="600" caption="Pantung Pandawa Di Dinding Pegunungan (Foto: trilokon)"]
Lalu, mobil bergerak turun mengikuti jalanan yang menurun. Saat lewat jalan turun itu, saya dan teman-teman disuguhi pemandangan “kreatif” yaitu dipasangnya patung-patung Pandawa (Yudisthira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa) yang diletakkan di gua-gua buatan di dinding ini. “Patung di setiap gua, berasal dari para donatur. Nama donatur ditulis di bawah patung” cerita teman yang memandu kami.
Jadi, jika anda berlibur ke Bali jangan lupa berwisata dan menikmati fasilitas yang disediakan di Pantai Pendawa. Lokasi pantai ini, tak kurang dari 5 km dari Nusa Dua. Tapi jangan berharap mendapatkan sunset di pantai ini, karena lokasi pantai ini berada di Timur.
[caption id="attachment_266861" align="alignnone" width="600" caption="Tersedia Tempat Sampah (Foto: trilokon)"]
“Sunrise pun tak terlalu bagus karena tertutup pegunungan di atas yang menjadi jalan masuk ke pantai ini” lanjut Pak Wayan sebelum kami tinggalkan warungnya. Jangan datang malam selain karena minimnya penerangan juga hampir sebagian besar penjaga warung pulang ke rumah masing-masing. Batasnya hanya sampai jam 5 sore.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H