Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ini Caranya Desa Tenganan Lestarikan Adat dan Wisatanya

3 Januari 2015   13:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:54 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_362893" align="aligncenter" width="600" caption="Perabotan Upacara Adat di Balai Desa (dokpri)"]

1420241380952037640
1420241380952037640
[/caption]

Desa adat Tenganan ini memiliki balai-balai desa yang dipakai oleh warga untuk menggelar ritual adat baik secara keluarga maupun gelaran desa. Demikian juga dalam menjaga kebersihan dan ekosistem sumber air yang dijadikan tempat mandi.

Saat berkeliling tak jarang saya berjumpa dengan rombongan wisatawan mancanegara. Ini membuktikan bahwa desa adat Tenganan memiliki daya tarik wisata yang mendunia. Kami diajak ke rumahnya pak Nyoman. Saya duduk di ruang tamu yang sekaligus digunakan untuk berjualan hasil-hasil kerajinan warga seperti anyaman ata (sulur tanaman mirip lidi), daun lontar yang dilukis dengan bakaran kemiri, kain ikat tenung gringsing serta deretan patung-patung kayu dan batu. Sempat saya perhatikan, ata basket yang bentuknya mirip baki dijual seharga 300 ribu. Sedang kain tenung gringsing yang tadi ditawar oleh tamu dilepas dengan harga 800 ribu. Mahal? Kualitas, kerajinan tangan, tradisi dan adat, dan mata pencaharian itulah jawabannya.

[caption id="attachment_362898" align="aligncenter" width="600" caption="Anyaman Ata Kreasi Modern Pak Nyoman (dokpri)"]

1420241780911413588
1420241780911413588
[/caption]

[caption id="attachment_362899" align="aligncenter" width="600" caption="Patung Untuk Souvenir (dokpri)"]

1420241856916297595
1420241856916297595
[/caption]

[caption id="attachment_362900" align="aligncenter" width="600" caption="Lukisan Lontar (dokpri)"]

14202419181472790454
14202419181472790454
[/caption]

Dengan ramah, pak Nyoman dan istri kemudian menginformasikan jadwal gelaran kesenian dan upacara adat. "Silahkan datang pada bulan Juli, desa ini ramai dengan upacara adat" kata pak Nyoman sambil memegang kalender adat Bali. Setelah itu, kami pamitan untuk pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun