Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

#WaterSport: Tanjung Benoa atau Pantai Pandawa?

5 Januari 2015   18:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:46 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang main bukan hanya kami. Hiruk pikuk terlihat di sepanjang pantai. Lebih dari lima provider water sport melayani rombongan untuk wisata bahari. Belum kapal-kapal yang digunakan menarik parasailing, banana boat, flyingfish, membawa ke Pulau Penyu. Wow ramai dan padatnya wisatawan kalau pas liburan begini.

Saya sudah empat kali datang ke sini. Hampir semua permainan sudah saya coba. Kali ini saya hanya monitoring saja untuk lihat keasyikan mereka bermain. Tak lupa jepret mereka dengan kamera saya dan kamera yang dititipkan ke saya. Mat Kodak kalee..!!!

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Melukis langit biru (dokpri)"]

asasa
asasa
[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Asyik Ditonton (dokpri)"]

asas
asas
[/caption]

Di antara wahana permainan itu, yang menarik ditonton adalah parasailing. Sebuah boat menarik kencang penerjun dengan parasut yang mengembang. Mengudara tak lebih dari lima menit. Asyik dilihat dari pinggir pantai. Sesekali melihat flyingfish mengudara di antara parasailing. Yang lain bermain jauh dari pantai sehingga tidak melihat secara menyeluruh. Sepintas awal dan akhirnya saja di pinggir pantai.

Langit masih kelabu oleh gumpalan awan. Keceriaan bercampur perasaan uji nyali menghiasi para pemain begitu kaki menginjakkan kembali lembutnya pasir putih pantai Tanjung Benoa.

Tak terasa jam sudah lewat 12 siang. Kampung tengah sudah mulai keroncongan. Rombongan ke pulau Penyu belum kembali. Dihubungi dan kemudian mendapat jawab masih otw pulang. Menunggu sudah. Sementara itu, spot wisata ini silih berganti dikunjungi wisatawan terutama rombongan sekolah.

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Angin ke laut, tanda stop parasailing (dokpri)"]

asas
asas
[/caption]

"Kok nggak ada lagi parasailingnya, Bli?" tanya saya heran. "Ada perubahan angin. Sekarang arah angin ke laut bukan ke darat. Ini bahaya buat parasailing dan parasut akan basah kena air laut" jawab Bli petugas parasailing. Saya baru paham. Jadi ada baiknya datang pagi. Kalau lewat jam satu siang, angin berubah arah. Itulah pentingnya bangun pagi saat wisata. Jangan karena libur, lalu seenaknya bangun pagi.

Rumah makan padang kami masuki untuk makan siang. Berbeda dengan masakan Manado, all you can eat hanya 25 ribu. Tapi kalau di sini, apa yang kamu makan itu yang kamu bayar. Nah, hargai perbedaan itu, maka kamu akan menikmatinya meski berat diongkos. Gimana lagi he he he.

GWK kami lewati. Tak jauh dari itu, Puja Mandala, tempat sembahyang lima agama (Mesjid, Gereja, Pura, Klenteng) di Nusa Dua, juga kami lewati. Badan bus masih berada di jalan menuju ke Ulu Watu. Tapi kami belok ke kiri menuju ke pantai Pandawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun