Mohon tunggu...
Lory Br Ginting Munthe
Lory Br Ginting Munthe Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

"Tantangan adalah bumbu kehidupan. Aku selalu siap menghadapi yang sulit dan menjadikannya petualangan yang luar biasa"

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN MBKM UNS Yayasan Edufarmers International, Optimalisasi Budidaya Kopi dengan Sekolah Lapang sesuai GAP di Kabupaten Humbang Hasundutan

13 Juli 2024   17:43 Diperbarui: 13 Juli 2024   17:47 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Budidaya Tanaman Kopi sesuai GAP/dokpri

3. Kesejahteraan Petani: Dengan peningkatan produktivitas dan kualitas kopi, pendapatan petani juga meningkat. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya.

4. Keberlanjutan Pertanian: Penerapan GAP memastikan praktik pertanian yang berkelanjutan, sehingga lahan pertanian dapat terus digunakan untuk produksi kopi dalam jangka panjang.

Tantangan dan Harapan

Meskipun program Sekolah Lapang dan penerapan GAP membawa banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknik-teknik baru. Oleh karena itu, pelatihan yang berkelanjutan dan pendampingan intensif sangat diperlukan.

Harapannya, melalui program Sekolah Lapang dan kolaborasi dengan mahasiswa magang MBKM, semakin banyak petani kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan yang mampu menerapkan GAP dalam budidaya kopi mereka. Dengan demikian, produksi kopi di daerah ini dapat terus meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.

Optimalisasi budidaya kopi melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP) menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan. Program Sekolah Lapang yang dilaksanakan oleh Yayasan Edufarmers Internasional, dengan dukungan mahasiswa magang MBKM, menjadi sarana yang efektif untuk mendukung petani dalam penerapan GAP. Melalui kolaborasi ini, diharapkan kesejahteraan petani kopi dapat meningkat dan keberlanjutan pertanian kopi dapat terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun