3. Kesejahteraan Petani: Dengan peningkatan produktivitas dan kualitas kopi, pendapatan petani juga meningkat. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani dan keluarganya.
4. Keberlanjutan Pertanian: Penerapan GAP memastikan praktik pertanian yang berkelanjutan, sehingga lahan pertanian dapat terus digunakan untuk produksi kopi dalam jangka panjang.
Tantangan dan Harapan
Meskipun program Sekolah Lapang dan penerapan GAP membawa banyak manfaat, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan teknik-teknik baru. Oleh karena itu, pelatihan yang berkelanjutan dan pendampingan intensif sangat diperlukan.
Harapannya, melalui program Sekolah Lapang dan kolaborasi dengan mahasiswa magang MBKM, semakin banyak petani kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan yang mampu menerapkan GAP dalam budidaya kopi mereka. Dengan demikian, produksi kopi di daerah ini dapat terus meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Optimalisasi budidaya kopi melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP) menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi di Kabupaten Humbang Hasundutan. Program Sekolah Lapang yang dilaksanakan oleh Yayasan Edufarmers Internasional, dengan dukungan mahasiswa magang MBKM, menjadi sarana yang efektif untuk mendukung petani dalam penerapan GAP. Melalui kolaborasi ini, diharapkan kesejahteraan petani kopi dapat meningkat dan keberlanjutan pertanian kopi dapat terjaga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H