Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyentuh Jiwa dengan Kata-Kata: Refleksi dan Kontemplasi dalam Puisi Jokpin

28 April 2024   08:02 Diperbarui: 28 April 2024   08:07 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Julianda BM

Joko Pinurbo, maestro puisi Indonesia, telah meninggalkan kita semua. Kepergiannya membawa duka mendalam bagi dunia sastra, namun warisannya akan selalu hidup dalam setiap bait puisinya yang penuh makna dan menyentuh jiwa.

Jokpin, sapaan akrabnya, dikenal sebagai penyair yang mampu merangkai kata-kata sederhana menjadi karya seni yang luar biasa. 

Puisi-puisinya sarat dengan refleksi dan kontemplasi tentang kehidupan, cinta, dan berbagai aspek manusia lainnya. 

Ia mengajak pembacanya untuk merenungkan realitas di sekitar mereka dengan cara yang baru dan segar.

Salah satu ciri khas puisi Jokpin adalah permainan kata-katanya yang unik dan jenaka. Ia sering menggunakan metafora, alegori, dan ironi untuk menyampaikan maknanya dengan cara yang tidak biasa. 

Hal ini membuat puisinya mudah dipahami dan diingat, bahkan oleh mereka yang tidak terbiasa dengan puisi.

Namun, di balik kesederhanaan kata-katanya, Jokpin mampu menghadirkan makna yang mendalam dan kompleks. 

Puisinya sering kali mengangkat tema-tema universal seperti cinta, kehilangan, kematian, dan pencarian makna hidup. 

Ia mengajak pembacanya untuk merenungkan eksistensi mereka di dunia dan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantui mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun