Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Misteri Kenaikan Harga Sembako Jelang Ramadhan: Tradisi atau Manipulasi?

7 Maret 2024   17:50 Diperbarui: 7 Maret 2024   17:52 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor cuaca, hama tanaman, dan gangguan distribusi dapat menyebabkan pasokan sembako tersendat, membuat harga melambung tinggi.

Faktor Kedua: Spekulan dan Penimbunan Barang

Di balik tingginya permintaan, ada tangan-tangan jahil yang memanfaatkan situasi. 

Spekulan dan penimbun barang dengan sengaja membeli sembako dalam jumlah besar untuk disimpan, menunggu harga naik, dan kemudian menjualnya dengan keuntungan berlipat ganda. 

Praktik ini tentu saja memperparah situasi dan membuat harga semakin tak terkendali.

Faktor Ketiga: Distribusi yang Tidak Efisien

Rantai distribusi yang panjang dan tidak efisien juga menjadi biang keladi. 

Petani atau distributor kecil harus melalui banyak perantara sebelum produk mereka sampai ke tangan konsumen. 

Setiap perantara mengambil keuntungan, sehingga harga sembako di tingkat konsumen menjadi lebih mahal.

Faktor Keempat: Psikologi Konsumen

Tak jarang, psikologi konsumen juga berperan dalam kenaikan harga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun