Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membangun Budaya Politik Sehat: Mendorong Peran Oposisi yang Konstruktif

1 Maret 2024   08:01 Diperbarui: 1 Maret 2024   08:07 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber gambar: https://pks.id/

Demokrasi bukan tentang menang kalah, melainkan tentang kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. 

Oposisi harus mampu bekerja sama dengan pemerintah dalam hal-hal yang menyangkut kepentingan rakyat, meskipun terdapat perbedaan pandangan.

Oposisi yang kuat membutuhkan kader-kader yang berkualitas. 

Peningkatan kapasitas dan kualitas kader melalui pendidikan, pelatihan, dan riset menjadi kunci untuk memperkuat peran oposisi.

Dialog dan diskusi yang sehat adalah ruh demokrasi. Oposisi harus aktif dalam mendorong dialog dan diskusi konstruktif dengan pemerintah dan masyarakat sipil untuk mencari solusi terbaik bagi berbagai permasalahan bangsa.

Teknologi dan media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan informasi dan gagasan, serta membangun komunikasi yang baik dengan publik. 

Oposisi harus mampu memanfaatkan teknologi dan media sosial secara bertanggung jawab dan konstruktif.

Menerapkan Prinsip-Prinsip Tata Kelola yang Baik

Oposisi juga harus menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam organisasinya, seperti akuntabilitas, transparansi, dan demokrasi internal. 

Hal ini penting untuk membangun kepercayaan publik dan meningkatkan kredibilitas oposisi.

Membangun budaya politik yang sehat dengan mendorong peran oposisi yang konstruktif bukanlah tugas yang mudah. Ada banyak tantangan dan kendala yang harus dihadapi, seperti:

Pertama, Polarisasi Politik. Polarisasi politik yang tinggi dapat menghambat dialog dan kerjasama antara pemerintah dan oposisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun