Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Mungkinkah Hak Angket Pulihkan Kepercayaan Publik Terhadap Pemilu?

22 Februari 2024   13:44 Diperbarui: 22 Februari 2024   15:59 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memulihkan kepercayaan publik terhadap pemilu bukan tugas KPU semata. Ini adalah tanggung jawab bersama, melibatkan seluruh elemen bangsa.

Penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu perlu menunjukkan integritas, profesionalisme, dan komitmennya dalam menyelenggarakan pemilu yang bersih dan adil.

Di sisi lain, peserta pemilu, baik partai politik maupun calon, harus berkomitmen untuk mengikuti aturan dan menghindari praktik kecurangan.

Peran masyarakat sipil harus aktif dalam mengawasi dan melaporkan dugaan kecurangan, serta mendorong edukasi publik tentang pemilu.

Kemudian, peran media massa harus menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan tidak provokatif, serta membantu menyebarkan edukasi tentang pemilu.

Hak angket, jalan alternatif, dan upaya kolektif, semua memiliki peran dalam membangun kembali kepercayaan publik terhadap pemilu. 

Keputusan untuk memilih jalan mana adalah sebuah pertaruhan, antara optimisme dan keraguan. Yang terpenting, tujuan akhir untuk mewujudkan pemilu yang bersih dan adil tidak boleh terlupakan.

Jadi, kepercayaan publik adalah fondasi demokrasi. Pemilu tanpa kepercayaan publik bagaikan bangunan tanpa pondasi, rapuh dan mudah runtuh. 

Marilah kita bersama-sama menjaga dan membangun kembali kepercayaan publik terhadap pemilu, demi masa depan demokrasi Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun