Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Beban Bias Gender dan Stereotip bagi Perempuan yang Menunda Pernikahan

19 Februari 2024   16:40 Diperbarui: 19 Februari 2024   18:13 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menunda menikah. Foto: Tomorrowsworld 

Pertama, kecemasan dan depresi.

 Perempuan yang menunda pernikahan sering merasa cemas dan tertekan karena ekspektasi sosial yang tinggi. 

Tekanan dari keluarga, tetangga, dan masyarakat untuk menikah dapat memicu kecemasan dan depresi pada perempuan.

Kedua, penurunan rasa percaya diri. Stereotip negatif tentang perempuan yang menunda pernikahan dapat membuat mereka merasa rendah diri dan tidak berharga. 

Hal ini dapat memengaruhi self-esteem perempuan dan membuat mereka ragu dengan kemampuan diri sendiri.

Ketiga, kesulitan dalam menjalin hubungan. Beban stereotip dan bias gender dapat membuat perempuan ragu untuk memulai hubungan baru. 

Perempuan yang menunda pernikahan mungkin merasa takut dihakimi oleh pasangannya atau keluarga pasangannya.

Upaya Mematahkan Stereotip dan Beban Bias Gender

Untuk mengatasi beban bias gender dan stereotip terhadap perempuan yang menunda pernikahan, diperlukan upaya dari berbagai pihak, antara lain:

Pertama, perempuan perlu berani melawan stereotip dan bias gender. Perempuan harus percaya diri dengan pilihan hidup mereka dan tidak terpengaruh oleh ekspektasi orang lain. 

Perempuan perlu berani menunjukkan bahwa pernikahan bukan satu-satunya penentu kebahagiaan dan perempuan berhak menentukan kapan mereka ingin menikah.

Kedua, masyarakat perlu mengubah pola pikir tentang pernikahan. Pernikahan bukan satu-satunya penentu kebahagiaan perempuan. Perempuan yang tidak menikah pun bisa bahagia dan sukses dalam hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun