Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rizal Ramli: Perjuangan Tanpa Henti Melawan Korupsi

3 Januari 2024   15:46 Diperbarui: 3 Januari 2024   15:46 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: inikata.co.id

Oleh: Julianda BM

Rizal Ramli, ekonom vokal yang namanya tak pernah lekang dari isu pemberantasan korupsi. Sosok berapi-api, kritis, dan tak kenal kompromi, ia bagai angin ribut yang menerjang kubu penguasa, menyibak tirai-tirai praktik jahat yang menggerogoti tubuh republik. 

Perjuangannya melawan korupsi bukan sekadar slogan atau wacana, melainkan terjalin dari pengalaman, keberanian, dan tekad baja yang tak pernah redup.

Kisah Rizal Ramli tak dapat dipisahkan dari era reformasi. Langit politik 1998 yang cerah membawa harapan terwujudnya Indonesia yang bersih dan adil. Saat itu, Gus Dur, presiden nyentrik dengan insting politik tajam, melirik Rizal Ramli. 

Ia dipercaya menjabat Kepala Bulog, posisi krusial yang kerap menjadi lumbung empuk korupsi. Rizal Ramli tak gentar. Ia berbenah, membongkar praktek culas, dan tak segan-segan menyingkirkan oknum nakal. 

Masa jabatannya memang singkat, tapi gebrakannya meninggalkan jejak nyata: Bulog yang sarang tikus berubah menjadi institusi yang lebih transparan dan akuntabel.

Tak lama berselang, Gus Dur mengangkat Rizal Ramli ke kursi Menko Ekonomi, Keuangan, dan Industri. Era singkatnya ditandai dengan kebijakan-kebijakan berani yang memicu kontroversi. 

Ia melawan rente migas, membongkar mafia perbankan, dan memperjuangkan privatisasi BUMN yang bersih. Meski tak semua kebijakannya mulus, tekadnya melawan korupsi tak terbantahkan. 

Ia adalah pembeda, suara lantang yang tak segan melawan arus kepentingan kelompok-kelompok tertentu.

Setelah turun dari kabinet, Rizal Ramli tak surut. Ia berkecimpung di dunia aktivis, membentuk Koalisi Perbaikan Indonesia (KPI). Bersama rekan-rekan seperjuangan, ia getol mendatangi KPK, menyuarakan suara rakyat yang geram dengan maraknya korupsi. 

Baginya, korupsi adalah biang keladi yang menghambat kemajuan dan keadilan. Ia tak henti-hentinya mengkritik, berargumen, dan mendorong penegakan hukum yang tegas.

Suara Rizal Ramli bagai lonceng peringatan di tengah hiruk-pikuk kepentingan. Kritiknya pedas, menelanjang, dan tak jarang menusuk ulu hati para penguasa. 

Tapi kata-katanya bukan sekadar retorika. Ia tak segan menyebut nama, membongkar data, dan membeberkan modus-modus korupsi yang merajalela. 

Keberaniannya menginspirasi, menjadi katalis bagi tumbuhnya gerakan masyarakat sipil yang tak kenal takut melawan ketidakadilan.

Perjuangan Rizal Ramli tak selalu mulus. Ia kerap menghadapi serangan balik, intimidasi, bahkan upaya-upaya pembungkaman. 

Namun, ia tak bergeming. Baginya, melawan korupsi adalah panggilan hidup, kewajiban moral yang tak bisa ditawar. Ia tak haus pujian, tak mengejar kekuasaan, dan tak gentar menghadapi risiko. 

Ia seorang pejuang sejati, ksatria pemberani yang bertarung melawan monster berkepala banyak bernama korupsi.

Di tengah zaman dimana apatisme dan keputusasaan merayap, sosok Rizal Ramli bagai oase di padang gersang. Ia membuktikan bahwa melawan korupsi masih mungkin, bahwa suara rakyat masih bisa didengar. 

Kegigihannya, keberaniannya, dan integritasnya adalah cahaya yang menerangi jalan, memberi harapan bagi mereka yang tak kenal lelah menuntut keadilan.

Perjuangan Rizal Ramli bukanlah akhir cerita. Ia mungkin tak bisa sendirian memberantas korupsi yang telah mengakar kuat. 

Tapi ia bagai obor yang terus menyala, menerangi jalan bagi generasi muda untuk meneruskan perjuangan. Kisahnya adalah warisan, ajakan untuk tak pernah berhenti menyuarakan kebenaran, untuk tak gentar melawan ketidakadilan, dan untuk senantiasa berpihak pada kepentingan rakyat.

Rizal Ramli, sang maestro pemberantasan korupsi, tak hanya meninggalkan jejak kebijakan dan kritik, tapi juga semangat juang yang tak pernah padam. 

Ia adalah pengingat bahwa perubahan itu mungkin, bahwa keadilan itu bisa ditegakkan, dan bahwa Indonesia yang bersih dan adil bukanlah utopia, melainkan cita-cita yang layak diperjuangkan hingga nafas terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun