Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah masalah serius yang masih marak terjadi di Indonesia.Â
Dikutip dari laman Good Staats, menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, sepanjang tahun 2022, terdapat 16.899 Â kasus KDRT yang dilaporkan. (Lengkapnya klik di sini)
Jumlah ini belum termasuk kasus-kasus KDRT yang tidak dilaporkan.
KDRT dapat berdampak buruk bagi korban, baik secara fisik, mental, maupun emosional.Â
Korban KDRT dapat mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti trauma, depresi, dan kecemasan.Â
Selain itu, korban KDRT juga dapat mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seperti sulit berkonsentrasi, sulit tidur, dan sulit menjalin hubungan dengan orang lain.
Oleh karena itu, penting untuk membantu korban KDRT. Bantuan yang diberikan dapat membantu korban untuk pulih dari trauma dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Empat Langkah Membantu Korban KDRT
Terkait dengan upaya yang dilakukan untuk membantu korban KDRT, berikut adalah empat langkah mudah yang dapat Anda lakukan untuk membantu korban KDRT:
1. Kenali tanda-tanda KDRT
Langkah pertama adalah mengenali tanda-tanda KDRT. Tanda-tanda KDRT dapat berupa fisik, verbal, emosional, dan seksual.
Tanda-tanda fisik KDRT meliputi:
- Luka-luka di wajah, kepala, atau tubuh
- Memar
- Patah tulang
- Luka bakar
Tanda-tanda verbal KDRT meliputi:
- Mengancam
- Memaki
- Menghina
- Mengontrol
Tanda-tanda emosional KDRT meliputi:
- Mengisolasi korban dari keluarga dan teman
- Melarang korban untuk bekerja atau bersekolah
- Mengontrol keuangan korban
Tanda-tanda seksual KDRT meliputi:
- Pemaksaan untuk berhubungan seksual
- Pelecehan seksual
- Perkosaan
Jika Anda melihat tanda-tanda KDRT pada seseorang, jangan ragu untuk menawarkan bantuan.
2. Berikan dukungan emosional
Korban KDRT sering kali merasa sendirian dan terisolasi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan emosional kepada korban.
Dukungan emosional yang dapat Anda berikan meliputi:
- Dengarkan cerita korban dengan penuh perhatian
- Biarkan korban tahu bahwa Anda percaya padanya
- Berikan kata-kata penghiburan dan dukungan
Dengan adanya dukungan emosional terhadap korban diharapkan dapat menguatkan korban untuk bisa lebih siap menghadapi permasalahan yang dihadapi.
3. Arahkan korban ke sumber bantuan
Setelah memberikan dukungan emosional, Anda dapat mengarahkan korban ke sumber bantuan yang tersedia.Â
Sumber bantuan tersebut dapat berupa lembaga pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, atau komunitas.
Lembaga pemerintah yang dapat membantu korban KDRT meliputi:
- Kepolisian
- Pengadilan
- Lembaga Perlindungan Anak (LPA)
- Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berfungsi untuk perlindungan anak dan perempuan
Lembaga swadaya masyarakat yang dapat membantu korban KDRT diantaranya:
- Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI)
- Komnas Perempuan
- Rumah Aspirasi Perempuan Indonesia (RAPID)
- Lembaga swadaya masyarakat terdekat yang mudah diakses yang konsen terhadap advokasi terhadap perempuan dan anak
Komunitas yang dapat membantu korban KDRT meliputi:
- Komunitas perempuan
- Komunitas agama
4. Jaga privasi korban
Privasi korban KDRT harus dijaga. Jangan membicarakan kasus korban kepada orang lain tanpa izinnya.
Anda juga harus menghormati keputusan korban. Jika korban tidak ingin melaporkan kasusnya ke pihak berwajib, Anda harus menghormati keputusannya.
Pun demikian, sebaiknya terlebih dahulu dapat diberikan pemahaman kepada korban tentang perlunya kasus KDRT untuk dilaporkan dan diproses hukum.Â
Terutama bagi korban KDRT yang mengalami kekerasan fisik kategori berat atau menyebabkan kematian.
Penutup
Membantu korban KDRT adalah hal yang penting. Dengan memberikan bantuan, Anda dapat membantu korban untuk pulih dari trauma dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
Oleh: Julianda BM
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI