Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak dan Perempuan, Korban Utama Konflik Internasional

8 Desember 2023   01:03 Diperbarui: 8 Desember 2023   01:28 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konflik internasional dan aksi kekerasan bersenjata yang berkepanjangan dapat berdampak buruk bagi masa depan anak dan perempuan, baik secara fisik, mental, maupun sosial. 

Anak dan perempuan adalah kelompok yang paling rentan terhadap kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia dalam situasi konflik. Mereka sering menjadi sasaran serangan, kekerasan seksual, dan eksploitasi.

Konflik Internasional dan Dampaknya Bagi Anak dan Perempuan

Konflik internasional dapat menyebabkan kerusakan fisik dan infrastruktur yang parah. Hal ini dapat menghambat akses anak dan perempuan terhadap pendidikan, kesehatan, dan layanan lainnya. 

Konflik juga dapat menyebabkan perpecahan sosial dan keluarga, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan anak dan perempuan.

Berikut adalah beberapa dampak konflik internasional bagi anak dan perempuan:

1. Kematian dan luka-luka

Konflik internasional dapat menyebabkan kematian dan luka-luka bagi anak dan perempuan. Anak dan perempuan sering menjadi korban serangan langsung, seperti tembakan, bom, atau gas beracun. Mereka juga dapat menjadi korban serangan tidak langsung, seperti kelaparan, penyakit, atau kekurangan gizi.

2. Pemiskinan

Konflik internasional dapat menyebabkan kemiskinan bagi anak dan perempuan. Konflik dapat menghancurkan mata pencaharian keluarga, membuat anak dan perempuan tidak dapat bersekolah, dan memaksa mereka untuk bekerja untuk membantu keluarga.

3. Kekerasan seksual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun