Mohon tunggu...
Julianda BM
Julianda BM Mohon Tunggu... Administrasi - ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh". Sudah menulis ratusan artikel dan opini. Bekerja sebagai ASN Pemda. Masih tetap belajar dan belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tren Kok Sayat Tangan?

8 Oktober 2023   08:01 Diperbarui: 8 Oktober 2023   08:25 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tren menyayat tangan di media sosial telah menjadi perhatian publik akhir-akhir ini. Tren ini bermula dari sebuah video di TikTok yang menunjukkan seorang remaja menyayat tangannya. Video tersebut kemudian menjadi viral dan diikuti oleh banyak orang, termasuk anak-anak.

Tren ini sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak. Anak-anak masih belum memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan membedakan mana yang baik dan buruk. Mereka juga rentan terhadap pengaruh dari orang lain, termasuk dari konten media sosial. 

Fenomena ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental anak. 

Dampak Kesehatan Fisik

Dari segi kesehatan fisik, sayat tangan dapat menyebabkan:

  • Luka, yang dapat menyebabkan pendarahan, infeksi, dan bahkan kematian. Luka sayatan yang dalam dapat menyebabkan pendarahan yang banyak dan sulit dihentikan. Luka sayatan yang tidak dirawat dengan baik dapat terinfeksi, yang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti sepsis. Dalam kasus yang sangat jarang, sayat tangan bahkan dapat menyebabkan kematian.
  • Kerusakan jaringan, yang dapat menyebabkan jaringan parut dan masalah mobilitas. Luka sayatan yang dalam dapat merusak jaringan kulit, otot, dan tendon. Kerusakan jaringan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang dapat mengganggu penampilan dan fungsi tubuh. Dalam kasus yang parah, kerusakan jaringan dapat menyebabkan masalah mobilitas, seperti kesulitan bergerak atau menggunakan tangan.
  • Nyeri, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Luka sayatan dapat menyebabkan rasa sakit yang signifikan. Rasa sakit ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti sekolah, bermain, dan tidur.

Dampak Kesehatan Mental

Dari segi kesehatan mental, aksi sayat tangan dapat menjadi tanda dari:

  • Masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Sayat tangan sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan. Anak-anak yang mengalami masalah kesehatan mental sering kali merasa kesepian, putus asa, dan tidak berdaya. Sayat tangan dapat menjadi cara bagi mereka untuk mengekspresikan emosi negatif mereka dan mencari perhatian atau bantuan.
  • Cara anak untuk mengekspresikan emosi negatif. Sayat tangan juga dapat menjadi cara bagi anak untuk mengekspresikan emosi negatif yang mereka rasakan, seperti rasa sakit, kesedihan, dan kemarahan. Anak-anak yang merasa tidak dapat mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat mungkin akan menggunakan sayat tangan sebagai cara untuk menyalurkan emosi mereka.

Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan anak SD melakukan sayat tangan, antara lain:

  • Pengaruh media sosial. Anak-anak yang sering mengakses media sosial dapat terpapar konten-konten negatif, seperti konten kekerasan dan konten yang menormalkan perilaku sayat tangan. Konten-konten ini dapat membuat anak-anak merasa seperti sayat tangan adalah hal yang normal dan diterima.
  • Masalah keluarga. Anak-anak yang mengalami masalah keluarga, seperti kekerasan, perceraian, atau pengabaian, lebih berisiko melakukan sayat tangan. Anak-anak yang merasa tidak aman atau tidak dicintai di rumah mungkin akan menggunakan sayat tangan sebagai cara untuk mengekspresikan rasa sakit mereka.
  • Masalah kesehatan mental. Anak-anak yang memiliki masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan makan, juga lebih berisiko melakukan sayat tangan. Anak-anak yang mengalami masalah kesehatan mental sering kali merasa tidak berdaya dan tidak ada harapan. Sayat tangan dapat menjadi cara bagi mereka untuk mengekspresikan rasa sakit mereka dan mencari perhatian atau bantuan.

Upaya Pencegahan

Untuk mencegah terjadinya tren sayat tangan di kalangan anak SD, perlu dilakukan upaya-upaya berikut:

  • Pembatasan akses media sosial. Sekolah perlu membatasi akses siswa terhadap media sosial, khususnya di jam belajar.
  • Pendidikan kesehatan mental. Sekolah perlu memberikan pendidikan kesehatan mental kepada siswa, agar mereka dapat mengenali dan mengelola emosi negatif mereka dengan cara yang sehat.
  • Pembinaan keluarga. Orang tua perlu memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada anak, serta mengajarkan mereka cara mengatasi masalah dengan cara yang sehat.

Upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama oleh berbagai pihak, termasuk sekolah, keluarga, dan masyarakat. Dengan upaya bersama, kita dapat mencegah terjadinya tren sayat tangan di kalangan anak SD dan melindungi mereka dari bahaya.

Beberapa saran yang bisa menjadi perhatian bagi orang tua yang memiliki anak yang melakukan sayat tangan:

  • Jangan menghakimi. Dengarkan anak Anda dengan penuh perhatian tanpa menghakiminya.
  • Berikan dukungan. Berikan dukungan emosional kepada anak Anda.
  • Cari bantuan profesional. Jika Anda merasa tidak mampu menangani masalah ini sendiri, cari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater.

Tren sayat tangan di kalangan anak SD merupakan fenomena yang mengkhawatirkan. Fenomena ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental anak. Untuk mencegah terjadinya tren ini, perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan secara bersama-sama oleh berbagai pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun